Tuesday, October 11, 2016

[GR] Rouge Knight (Five Kingdoms #2)

Rogue Knight (Five Kingdoms, #2)Rogue Knight by Brandon Mull

My rating: 3 of 5 stars

Dilihat secara garis besar sebenarnya ceritanya seru dan menegangkan, tidak lupa dibumbui dengan bagian yang segar dan mengistirahatkan otak. Sayang, seperti karya Brandon Mull lainnya. Disini dia menggerakkan begitu banyak karakter yang terkadang membuat bertanya 'dia kemana?', 'apa tadi bacanya terlewat?' dan lain sebagainya, tapi begitu ada dialog tentang satu karakter tersebut menyadarkan pembaca bahwa dia masih disitu. cuman seperti hilang tak berbekas, dan muncul tak disangka. Dengan begitu banyaknya karakter yang sedikit banyak ada yang bisa dibilang minor untuk satu cerita dan ketika saya anggap bahwa tak akan ada lagi penambahan karakter, masih saja ditambahkan.

Klimaks dan anti-klimaksnya tidak diceritakan dengan baik, bahkan lagi-lagi ada karakter tambahan dan pola ceritanya sendiri, secara keseluruhan sudah bisa terbaca dengan adanya dua buku yang sudah diterbitkan.

Dengan menggunakan PoV orang ketiga, hal lain yang sedikit menjengkelkan adalah penyebutan nama yang sering dilakukan, apalagi bila di satu halaman yang sama bisa 9-10 kali disebutkan.

Yang saya sayangkan adalah ini buku yang diperuntukkan untuk anak (yang memang bisa dinikmati oleh semua umur) tapi pemilihan kata untuk terjemahannya banyak yang bisa dibilang agak sulit dipahami, banyak kata-kata plural yang ditulis menggunakan pengulangan kata, tidak salah sebenarnya cuman apabila sering digunakan sedikit menganggu buat saya pribadi.

Catatan
h.250 : angota
h.363 : buntug
h.485 : kecnang
h.487 : kestria

View all my reviews

Friday, September 30, 2016

[QR] The Rose & The Dagger (The Wrath & the Dawn #2)

rosedagger

Gosh, I'm melting....

Sweet Romance story by Renee Ahdieh. at the beginning, I thought this book is one of fantasy. But after read The Wrath & The Dawn then I realized that the fantasy itself is about a little bit magic and the rug, other than that I prefer to called it Romance.

Sebuah kisah manis yang ditorehkan oleh Renee Ahdieh dengan mengangkat kisah yang berlatar belakang negeri 1001 malam. Sebuah perjuangan cinta dari sang raja pembunuh dan perempuan yang bertekad untuk membunuhnya. Masih ditulis dengan apik dan mengalir di setiap kata-katanya, mudah untuk dibaca dan dimengerti sekaligus untuk di-imajinasikan dalam putaran otak pembaca. Setiap adegan terlihat jelas meski ada yang kurang masuk diakal, seperti "menendang pisau", they're in the desert, right? is it possible to do that without kicked the sands too. Sepele, tapi cukup untuk membuat saya terikat dengan kalimat tersebut setelah beberapa halaman.

Meski dari segi cerita tak secemerlang seperti buku pertamanya akan tetapi dilihat dari keseluruhan cerita buku ini berhasil menyajikan akhir yang, tentu saja kurang memuaskan saya tapi berhasil menutup kisah dengan cantik. Saya pribadi (bilang saya kejam) tapi ingin aksi yang menegangkan, memacu adrenalin di akhir cerita untuk mengantarkan anti klimaks. Pada buku ini terlihat datar, meski baru sadari pada akhirnya "apakah buku seperti ini cocok dengan hal yang kejam didalamnya".

Masih banyak hal yang ditinggalkan begitu saja tanpa menjadi perhatian, Seperti kisah sang sultan, sang ayah, sang prajurit yang kesemuanya dianggap seperti angin lalu, seperti kisah yang tak terbantahkan yang diabaikan begitu saja. Bahkan kisah tentang karakter dan benda yang dibawanya tidak diceritakan lebih lanjut. Padahal menurut saya, kisah mereka bisa menambah buku ini menjadi lebih kuat. Penulis memutuskan bahwa kisah-kisah mereka harus diselesaikan dalam angan.

Tapi meski begitu, 4 bintang untuk buku yang sukses membujuk saya menyelesaikannya dengan cepat dan puas.

PS. Terjemahannya sendiri, saya bilang memuaskan meski beberapa kalimat harus dibaca dua tiga kali dan typo yang cukup menganggu. "membingungkankannya", "tergkurap" dan beberapa lainnya.

Saturday, September 10, 2016

[GR] The Invasion of the Tearling (The Queen of the Tearling #2)

tearling 

The Invasion of the Tearling by Erika Johansen
My rating: 2 of 5 stars

Entahlah... apa yang kupikirkan saat memberikan 2 untuk buku ini. Mungkin karena kesan yang saya dapatkan seperti itu ataukah karena ada alasan lain? Entahlah.

Sebagian besar kisah yang ada dalam buku ini bisa dibilang membosankan, terkesan dipanjang-panjangkan dan tidak masuk diakal.

Peperangan di depan mata, tapi waktu yang dilewatkan dengan kisah yang bisa dibilang tidak berhubungan. Cinta, politik, dan kisah lain pra penyebarangan yang ditulis dengan panjang. tapi apakah kisah itu tidak beralasan? jawabannya tidak. Karena cerita yang ditorehkan turut membangun buku ini secara global, mempelajari sejarah berdirinya Tear, mempelajari garis keturunan dan sebagainya. Sayangnya, bagi saya pribadi terlalu panjang.

Cerita utamanya sendiri mengalami hal yang sama, apalagi pada bagian awal yang penuh dengan narasi deskripsi, yang jujur saja membuat saya seperti membaca buku pelajaran yang penuh dengan teori. Lagi-lagi, apakah kisah itu tidak beralasan? jawabannya masih sama, tidak. karena turut membangun dunia yang ada di dalam buku ini, akan tetapi bukankah itu seharusnya diceritakan sedari awal, termasuk tentang Tearling itu sendiri. Itu hak penulis sebenarnya, dimana dia akan mengangkat dan menuliskan cerita pada bukunya. Tapi saya sebagai pembaca, melihat bahwa pada buku ini menjadi terlalu panjang KARENA mereka akan menghadapi peperangan, yang sepertinya diabaikan pada hampir lebih dari separo buku.

Untungnya, satu bab yang diletakkan di belakang bisa membantu menaikkan rasa penasaran pembaca dan bertanya-tanya apakah yang akan terjadi selanjutnya.

Jadi, siapa sebenarnya Mandy?

NB: Prajurit berseragam merah putih yang mengingatkan saya kepada prajurit skandinavia dan sejenisnya (tentu saja karena ini di Eropa) pada sampul bukunya, sangat bertolak belakang dengan kesan yang saya dapatkan dari buku ini yang kelam. Bayangan saya adalah warna-warna gelap dan kusam XD. Dan selama ini saya pikir Kelsea nggak pakai mahkota karena belum ditemukan XD


StampView all my reviews

Tuesday, September 6, 2016

[GR] Daughter of Smoke & Bone (Daughter of Smoke & Bone #1)


Smoke 

Daughter of Smoke and Bone - Dari Asap dan Tulang by Laini Taylor

My rating: 3 of 5 stars
Paperback, 488 pages

Published September 2012 by Gramedia Pustaka Utama (first published September 27th 2011)

Original Title:  Daughter of Smoke & Bone

ISBN13: 9789792287813

Edition Language: Indonesian

3 is generous enough

reading this book is like a landslide..
when it's opened with a good story and ended with a bad one. almost bored to the end.

at first opening the pages is a kind of a great feeling and exciting in every part, because Karou's life and love is more interesting than the other stories. and yeah, i really don't care where she come from.

at the middle, the story begin to start sinking for me. new character that interesting yet mysterious, the development gone to the direction that i'm not really expected to.

at the end, it's all about her story or to be exact is all about herstory (history), where she came from, what is she etc. even it's end up with 'question' line what will happen next. even though this part is not as thick as any other part but, the story makes this one thicker.

---------
Sebenarnya pada awal mula cerita, buku ini mempunyai daya tariknya tersendiri. saya kira buku ini mengenai kehidupan sang karakter utama, sekarang. tapi kenyataannya, buku ini lebih berisi tentang sejarah hidup Karou dan siapa dia sebenarnya, yang menurut saya sebenarnya cukup membosankan. latar belakang tokoh memang sangat penting tapi, disini, penulis seolah mengulur-ulur waktu demi tercapainya jumlah halaman buku. sedari pertengahan halaman yang akhirnya dikisahkan pada akhir bagian buku dengan cukup membosankan.

World building-nya sendiri tidak terlalu kuat bagi saya, bahkan berulang kali saya meyakinkan dan mengingatkan bahwa kejadian ini berlangsung di Praha, itu juga karena membaca kata tersebut pada buku ini, ketika otak mengacu pada budaya dan kultur amerika dengan gedungnya, yang tidak cukup menegaskan keberadaan bangunan yang menjadi faktor pendukung cerita seperti di Praha.

Dari segi emosi, buku ini tidak terlalu banyak mempengaruhi emosi saya yang biasanya terbawa dalam suasana dan kisah yang dialami karakternya.

Kesimpulannya, sebagai bacaan buku ini jangan diharapkan lebih, pada permulaan boleh tapi semakin bertambahnya halaman, buat saya semakin membosankan. Mudah-mudahan buku selanjutnya lebih berfokus pada kehidupan Karou yang sekarang dan tidak diombang-ambingkan dalam cerita yang tak tentu arah.


StampView all my reviews

Tuesday, August 30, 2016

[GR] Defiance (Defiance #1)

Defiance.jpg 




Defiance by C.J. Redwine
My rating: 2 of 5 stars

2 stars for this book

all of the thing about this book is at the middle of nowhere, at least for me.

the world building is not decent enough for picturing the entire village/ kingdom yet the world. everything is wrote around the character which ridiculous long and waste a lot of the pages from this books, that made the story is still going nowhere.

there are two of them whom became the main focus in this book, Rachel and Logan and the story about them are switches in every chapter of this book, and of course drama between them is happen A LOT.

So, based on what i read 1/3 of this book is about Rachel and Logan and their drama of course. 1/3 is about the character itself, either main characters or support and the rest is about the problem they're facing.

Rachel, a woman that thinks that she is brave and smart but the other hand she just a daughter who confused with what happen and lost in the way to figure it out.

Logan, a man who rejects Rachel but on the contrary, he just realize that he's falling in love with her. Smart enough to make a plan and figure out thing but sometimes he is over thinking and have too much scenario in his brain. I know that he call it cautious but kinda makes him a little weak, for me.

The Commander, Jared and any other characters. Can't saying much of them because like what i'm saying in the first place, this book is not about them. XD

StampView all my reviews

Saturday, August 27, 2016

[GR] The Prisoner of Cell 25 / Rise of the Elgen (Michael Vey #1-2)


The Prisoner of Cell 25 / Rise of the Elgen (Michael Vey, #1-2)The Prisoner of Cell 25 / Rise of the Elgen by Richard Paul Evans

My rating: 4 of 5 stars

another great story.. another character with superhuman power.

Both The Prisoner of Cell 25 and Rise of the Elgen by Richard Paul Evans in one book. two interesting stories in one book.

The Prisoner of Cell 25 is all over about the Glows. Smartly introduced them one by one with what they do. Open with Michael Vey (of course) and his best friend Ostin. One with Tourrete's Syndrome and One with his only friend, Michael XD

Rise of the Elgen is about their effort for saving people and bring the Elgen down
----

Mike1
Dua cerita yang termuat dalam satu buku tebal dengan harga yang menguntungkan, dengan berat yang membuat buku ini sedikit tidak betah untuk dipegang, tapi dari segi cerita buku ini bagai magnet bagi pembacanya, terutama saya yang tidak menyangka bahwa buku ini akan sangat mengasyikkan hingga akhir cerita.

Cerita pertama ada cerita perkenalan karakter-karakter yang ada, dan berjumlah cukup banyak lebih dari 15 orang dalam satu buku atau bahkan 7 orang dalam sekali waktu yang mana alih-alih menjadi bosan malah membuat otak bekerja untuk mengingat ciri khas dan kemampuan mereka. Semuanya ditulis dengan cara yang sangat bisa dinikmati dn bukan menjadi semacam buku ensiklopedi.

Kisah perjalanan dan pengembangan cerita pun menjadi nilai tambah dari seri ini. Beberapa momen emossional yang turut dituliskan dengan cermat untuk mempengaruhi emosi pembacanya.

Pada cerita kedua, misteripun semakin menjadi bertambah kelam karena munculnya karakter baru yang mereka kenal hanya melalui telepon selular yang mereka panggil sebagai voice tidak adanya petunjuk dan rasa percaya kepada siapapun yang membuat ceritanya mengarah sedikit kelam, meski tidak terlalu. Intensitas aksi yang ada juga salah satu hal lain yang menjadi kekuatan bagi volume ini.

Alasan saya memberikan 4 bintang hanyalah karena, saya rasa buku ini memiliki pola cerita yang sama tegang-santai-tegang. Dibuka dengan awal yang membuat adrenalin berpacu dan bertanya-tanya apakah kejadian berikutnya, ditengahi dengan peristiwa normal dan cenderung santai meski pada sesekali waktu dibuat tegang secara bertahap sampai pada akhirnya ditutup dengan cukup sukses. pola yang bisa ditebak sedari awal sehingga pembaca seolah tahu hal apa ang akan mereka hadapi.

Mike2Seri ini mengingatkan saya dengan salah seri karya Mark Walden, H.I.V.E. yang bercerita tentang sekolah penjahat, akan tetapi dalam seri Michael Vey, mereka adalah sekumpulan anak hasil eksperimen dari Elgen yang kesemuanya memiliki kekuatan yang berhubungan dengan listrik dan saya yakin hampir semua buku midgrade memiliki kesamaan seperti ini.


Kisah pelarian dan usaha mereka untuk hidup, bahkan meruntuhkan kekuatan Elgen dan meninggalkan mereka untuk hdup dengan tenang tanpa adanya paksaan untuk menjadi kekuatan politik salah satu pihak hanya dengan tujuan untuk memonopoli eknomoi suatu negara dan memperkaya salah satu pihak.

Beralur cepat dan tanpa basa-basi, hanyalah kata yang saya dapatkan dari buku, dan saya rasa karena itulah buku ini susah dilepaskan, karena dengan 700halaman dan waktu


View all my reviews

[GR] The Paragon Prison (Grey Griffins: The Clockworks Chronicles #3)

Grey Griffins: The Paragon PrisonGrey Griffins: The Paragon Prison by Derek Benz
My rating: 3 of 5 stars

slightly disappointed with this one. after all magic that happen in the volume 2. the conclusion is...not what i'm expecting.
----
Seperti sebelumnya, buku ini mengalami perubahan dalam penulisannya, seperti buku pertama yang berkendala dengan pemilihan kata yang sedikit sulit dicerna...hahaha.... buku ini pada akhir bagian mengalami hal yang sama. cerita penutupnya juga tidak terlalu bisa diingat di otak itu sebabnya saya hanya bisa memberikan 3 bintang untuk keseluruhan cerita.


View all my reviews

Wednesday, August 24, 2016

[GR] The Relic Hunters (Grey Griffins: The Clockwork Chronicles #2)

The Relic Hunters (Grey Griffins: The Clockwork Chronicles, #2)The Relic Hunters by Derek Benz
My rating: 4 of 5 stars

i'm wondering if they switch the author (i didn't how they work in this book) because this volume is easier to understand than The Brimstone Key. much easier, understandable from the very first page. they even made a quick introduction in this one which is weird because this one is volume 2 but i'm pretty sure help first reader alot.
--------
Ceritanya sendiri masih berkisah tentang Max, Harley, Natalia dan Ernie atau yang dikenal sebagai Grey Griffins (apa itu Grey Griffins..saya yakin penjelasan ada di set buku sebelumnya) yang disibukkan dengan clockwork yang dikendalikan dengan kekuatan para changeling. Agent of Justice yang berusaha membuat Slaver jera dengan menangkap dan menjebloskan mereka ke penjara mengalami kegentingan saat melakukan penyerbuan berikutnya.

Entah bagaimana kolaborasi antara Derek Benz dan J.S. Lewis bekerja, tapi untuk buku ini jauh lebih mudah dimengerti sedari awal. Pilihan kata dan terminologi yang digunakan juga jauh lebih sederhana, lebih cocok untuk pangsa targetnya yaitu anak-anak dan remaja. Kisah yang ditulis kali ini juga lebih menarik dibandingkan dengan buku sebelumnya. Untuk urusan sampul buku, saya rasa tidak diragukan lagi karena banyak sampul dari Little Brown yang saya suka. hampir kebanyakan saya suka.


View all my reviews

Tuesday, August 23, 2016

[GR] The Brimstone Key (Grey Griffins: The Clockwork Chronicles #1)

The Grey Griffins: The Immortals: The Brimstone Key TrilogyThe Grey Griffins: The Immortals: The Brimstone Key Trilogy by Derek Benz
My rating: 2 of 5 stars

hmmmm..... struggled so hard to finished this.

i knew that this series is second set of Grey Griffins story, but come on... all you guys need to make a proper introduction for the characters other than the name and explanation about who they are (at the first page). it's 2 years from the last volume of the first set, and for people like me who have just start read from this series, it gave me headache.

The story itself, it's for kids isn't it? so it'll be wiser if the choice of words/ vocabulary is simplified, i knew it's steampunk mixed with technology/science which full of mechanical or technical terms in it. but this book is full of it, and hardly to understand for the first reader, like me. fortunately the half of this book towards the end is more understandable than the beginning.

the other thing is when it came to school as a based of the story i know it's full of children and teachers or any other person who attend it, but with this a lot of character that pop up one after another, seriously?? feels like my brain gave me error message, especially when it's only appear in one occasion than *poff* gone in an snap. not every book need more character to make it alive, sometimes as people said less is more.
---
buku pertama dari set kedua grey griffins yang benar benar membuat kepala pusing. Tanpa adanya pengenalan yang jelas dan terlalu banyaknya karakter yang muncul hampir secara bersamaan membuat ini buku ini sangat sulit untuk dicerna. apalagi karena bergenre steampunk dicampur dengan teknologi dan mahkluk berkekuatan 'lebih' seperti changeling atau peri, membuat kita harus menghapalkan sang karakter dengan apa yang mereka punyai.

meski buku ini adalah semacam sekuel dari seri sebelumnya, saya rasa tidak banyak orang yang sudah membaca seri sebelumnya, dan sepertinya penulis beranggapan bahwa pembaca seri ini sudah mengerti siapa dan apa yang mereka lakukan.


View all my reviews

Monday, August 22, 2016

[GR] Jake Ransom and the Howling Sphinx

Jake Ransom and the Howling SphinxJake Ransom and the Howling Sphinx by James Rollins
My rating: 4 of 5 stars

Kali ini Jake dan Kady kembali ke masa lalu dengan menggunakan artefak yang sedang dipamerkan di museum dekat dimana mereka tinggal. Setelah kejadian yang mereka alami di sekolah yang hampir membunuh Jake. Kady yang pulang naik bus karena mobil yang rencananya dia akan tumpangi mogok. Kecurigaan timbul dipikiran Jake ketika melihat Morgan, pengawal yang mendampingi mereka saat di Inggris. Dan terbukti bahwa sponsor yang sama mensponsori pameran egypt di tempat tersebut.

Tidak berhasil mendarat di Calypsos, mereka terbawa ke padang pasir dengan angin yang menderu. dikejar oleh pasukan penunggang awan (skyriders) dan dijadikan tawanan oleh bangsa Mesir yang tidak mempercayai mereka ketika mereka mengatakan bahwa mereka dari Calypsos karena bagi mereka Calypsos hanyalah legenda, begitu pula sebaliknya.

Kudeta terjadi ditempat tersebut dan berakhir dengan Jake dan kawan-kawannya dikejar oleh pasukan yang menginginkan Kunci Waktu yang dibawa Jake.
----
Buku ini, berbeda dengan buku sebelumnya, menurun dari sisi ketegangan. Keseruan masih ada tapi karena satu dan lain alasan, cerita bisa sedikit ditebak. apalagi dengan peristiwa yang diceritakan pada buku sebelunya. Seperti yang saya duga sedari awal buku satu yang berkisah tentang orang tua mereka yang hilang saat ekspedisi, kisah tentang mereka mulai menunjukkan titik terang, sayang entah kenapa saya tidak melihat adanya informasi berkenaan dengan buku selanjutnya di goodreads (saya belum sempat mencari informasi ditempat lain).

Cerita yang ditulis masih seputar Jake memecahkan misteri kedatangan mereka di tempat tersebut dan pelariannya menghindari kejaran musuh. Selain perpindahan tempat dan budaya dari Maya ke Mesir, kisah Jake bisa dibilang sama saja, meski bisa saya bilang masih seru seperti sebelumnya. Hanya saja, semua hanya seperti pengulangan. Memang bisa dikatakan ada perkembangan cerita, tapi menilik dari status data buku yang ada. tidak banyak yang bisa diharapkan


View all my reviews

[GR] Jake Ransom And The Skull King's Shadow

Jake Ransom And The Skull King's ShadowJake Ransom And The Skull King's Shadow by James Rollins
My rating: 5 of 5 stars

Jacob dan Katherine Ransom adalah anak dari arkeolog yang dikabarkan hilang pada saat ekspedisi. dan demi menghormati penemu artefak yang dipamerkan (orang tua mereka), Jacob (Jake) dan Katherine (Kady) diundang ke pameran yang diadakan oleh salah satu perusahaan yang mensponsori perjalanan orang tua mereka. Saat itulah, tanpa disadari mereka terlempar ke masa dimana daratan masih berupa pangaea (tergabung menjadi satu) dan di Calypsoslah mereka 'terdampar'

Berlatar belakang ramalan suku Maya mereka mencari jalan untuk pulang. Dianggap sebagai pendatang-baru mereka, dibantu oleh kesaksian Marika dan Pindor mereka diperbolehkan tinggal ditempat tersebut.

Apabila di tempat lain suku-suku mempunyai sejarah dan tempat tinggalnya sendiri, maka Calypsos menjadi tempat nauangan banyak suku yang hilang. Maya, Viking, Roman, dan beberapa suku lainnya tinggal di satu tempat dan bertahan hidup bersama. Dengan menggunakan Sumber daya dari piramida yang menjadi perisai pelindung dari dunia diluar tempat tersebut yang berisi hewan buas (seperti T-Rex atau Garkyl - sesosok hewan berbentuk aneh, membawa lembing/tombak sebagai senjata mereka) serta Skull King yang menjadi musuh abadi Calypsos.
----

Sebuah cerita dari penulis misteri/ suspense/ thriller

sebagai karya yang 'melenceng' dari jalur utamanya. Buku ini patut diacungi jempol. penulisannya yang cepat dan langsung ke titik masalah sangat cocok untuk pembaca anak-anak hingga remaja. Penggambaran dunianya secara garis besar bisa dibilang cukup sukses dan berhasil, penggambaran karakter utama bisa dibilang cukup kentara. Tetapi untuk karakter tambahan dan yang lain bisa dibilang bahwa mereka hanyalah karakter tambahan dan untungnya tidak terlalu mempengaruhi cerita karena cerita terfokus pada Jake seorang.

Ada satu bagian yang cukup sukses merebut hati meski hanya beberapa penggal kalimat, sayang dikarenakan diletakkan pada awal cerita tidak bisa terbawa sampai akhir. padahal kalau penulis meletakkannya diakhir cerita bisa menjadi nilai lebih dari anti klimaks yang dituliskan.

Untuk keseluruhan saya suka buku ini, menantang, berani penuh dengan aksi menegangkan dan mudah dimengerti.

Meski hanya sebagai perantara, buku ini memuat perjalanan waktu didalamnya. :)


View all my reviews

Saturday, August 20, 2016

Dreamhouse Kings

Judul

Keluarga King pindah dari Pasadena ke Pinedale karena sang ayah mendapatkan dan menerima tawaran sebagai kepala sekolah di sana. Xander yang berumur lima belas tahun yang bercita-cita sebagai sutradara film merasa kecewa dan marah dengan keputusan tersebut, salah satunya karena Pinedale berada lebih jauh dari Hollywood apabila dibandingkan dengan Pasadena. Dae, yang dijanjikan bisa melanjutkan aktivitas kesukaannya bermain sepak bola disana, meski pada akhirnya juga berujung pada kekecewaan karena tidak adanya klub tersebut seperti di kota sebelumnya dan Toria yang tidak peduli dengan semua itu selama masih bisa bermain dengan boneka beruangnya.

Bersama dengan ibu mereka, G yang rela meninggalkan pekerjaannya untuk mengurus keluarganya mereka pindah ke kota kecil tersebut. Dan misteri mulai terjadi setelah mereka membeli rumah untuk mereka tinggali. Perjalanan mereka baru dimulai...

Screen
  1. House of Dark Shadows (Dreamhouse Kings #1)

    Paperback, 304 pages
    Published September 28th 2009 by Thomas Nelson (first published May 6th 2008)

    ISBN 1595547274 (ISBN13: 9781595547279)

    Edition Language English
Perburuan rumah mulai mereka lakukan setelah beberapa hari tinggal di motel untuk sementara. Rumah bergaya Victorian yang dibeli ayahnya untuk tempat tinggal mereka. Masih dalam keadaan kesal, Xander mengutarakan keberatannya dengan rumah yang dia anggap mengerikan tersebut, apalagi terlihat jelas bahwa rumah tersebut sudah berpuluh tahun tidak ditinggali. Mainan anak laki-laki yang dia dan Dae temukan semakin menguatkan ketidakmauan Xander untuk tinggal di rumah tersebut.

Suara-suara aneh mulai terdengar dari rumah tersebut seolah-olah menyuruh penghuninya untuk pergi meninggalkan rumah tersebut. Jejak kaki yang tak biasa pun terlihat di lantai berdebu mengarah ke jendela, jejak kaki dengan ukuran dua kali lebih besar dibanding dengan jejak kaki manusia ukuran normal.

Pintu yang berkeretak dan lantai yang berderik turut membuat Xander dan Dae takut. Tetapi ayahnya meyakinkan bahwa itu hanya halusinasi belaka dan semua akan baik-baik saja, sampai sesosok mahluk tidak dikenal membawa ibunya lari melalui salah satu pintu. Disitulah Xander mulai marah kepada ayahnya yang telah membohonginya dan mengetahui hal tersebut sedari awal, bahwa mainan anak yang dia temukan adalah mainan ayahnya dulu dan tujuan bahwa dia membawa mereka kesitu untuk mencari seseorang. Dan bahwa rumah tersebut diselubungi misteri gelap dan menakutkan, rumah yang diliputi dengan kabar bahwa terjadinya banyak kematian di tempat itu.


Dibuka dengan kisah keluarga King yang menarik, bahkan terlalu gelap sehingga menimbulkan kesan horor di awalnya. Aura rumah yang mereka tempati serasa keluar dari buku dan mempengaruhi pembacanya. Sebagai pemuka cerita, buku ini cukup sukses, sayang akhir dari buku ini terkesan mengecewakan dan terlihat kehilangan arah. Entah bagian awal buku yang berfungsi sebagai pemikat dan berisi dengan hal-hal yang bagus dan berakhir dengan cerita sebenarnya, ataukah bagian akhir ditulis sebagai pemoles cerita.


  1. Watcher in the Woods (Dreamhouse Kings #2)

    Paperback, 304 pages
    Published September 28th 2009 by Thomas Nelson (first published May 6th 2008)

    ISBN 1595547282 (ISBN13: 9781595547286)

    Edition Language English

Ayah mereka (Ed) masih menuntut bahwa semua akan baik-baik saja, berpura-pura tidak terjadi apa-apa meski kenyataannya adalah ibu mereka telah diculik makhluk tidak dikenal. Bersekolah, sarapan, tidur dan beraktifitas seperti yang biasa lakukan saat mereka masih tinggal di Pasadena.

Kenyataan itu membuat Xander merasa muak dan semakin marah kepada ayahnya. Keinginannya untuk melewati pintu tersebut dan mencari ibunya dihalangi oleh ayahnya, karena itulah dia sering mencuri waktu dan bepergian melewati pintu tersebut, pintu yang ternyata adalah portal waktu yang membawanya ke dalam sejarah yang telah terjadi di masa lalu.

Di lain pihak, ada seseorang yang dikenal sebagai Taksidian berusaha merebut rumah tersebut dari Keluarga King. Entah apa maksud dan tujuannya, tapi orang tersebut berhasil meyakinkan Walikota dan Polisi setempat untuk menangkap dan membawa Ed keluar dan memenjarakannya karena dinilai telah membahayakan keluarganya dengan membawa mereka untuk tinggal di rumah tersebut. Dengan menggunakan isu bahwa rumah tersebut berbahaya dan tak layak untuk ditinggali.  Bertepatan dengan saat itulah, Xander kembali dari perjalanannya, menjumpai Dae yang lari untuk memberitahukan kejadian yang berkaitan dengan ayahnya, bahwa dua orang polisi sedang menangkap ayah mereka.

Tanpa menghiraukan apa yang Dae katakan, Xander dengan keterkejutan akan hal yang dia dapati dari tempat yang baru saja dia kunjungi, bahwa Ibunya mendapatkan pesan yang mereka tinggalkan... dan membalasnya.


Buku kedua yang ditulis dengan membosankan, cerita yang membosankan dan sedikit tidak masuk akal buat saya pribadi. Kepura-puraan mereka terlalu nyata apabila dibandingkan dengan hilangnya ibu mereka. Jujur, saya bertahan membaca buku ini karena saya sadari bahwa enam buku yang ada dalam seri ini adalah satu cerita yang dipenggal menjadi enam bagian.


  1. Gatekeepers (Dreamhouse Kings #3)

    Paperback, 320 pages
    Published September 27th 2009 by Thomas Nelson (first published December 30th 2008)
    ISBN 1595547290 (ISBN13: 9781595547293)
    Edition Language English
Dengan ditangkapnya aya mereka, Xander bersikeras bahwa mereka harus tetap berada didalam rumah supaya Taksidian tidak bisa masuk dan mendapatkan entah yang apa dia cari di dalam rumah tersebut. Dae dan Toria menyetujui rencana tersebut meski dalam keadaan takut bahwa siapa saja bisa kembali dan memaksa mereka untuk keluar dari rumah itu.

Beberapa hari kemudian. Mereka mendapati bahwa ada orang yang mencoba memaksa masuk ke rumah tersebut. Dengan keadaan takut karena sebelumnya mereka menjumpai beberapa sosok mengawasi mereka dari pepohonan yang ada di sekitar mereka, mereka sepakat memutuskan untuk bersembunyi tetapi apa daya kedua tamu tidak diundang tersebut berhasil membuka pintu depan dan mempersilakan diri mereka sendiri untuk masuk.

Hal yang aneh adalah dia mengenal Xander dan Dae dan tahu dengan apa yang mereka hadapi.

Beberapa kejadian setelahnya, Toria dengan kesungguhannya bermaksud untuk membantu Xander dan Dae untuk membawa pulang ibu mereka. Xander dan Dae dengan suatu alasan yang tidak bisa kembali ke masa perang karena wajah mereka telah dikenali. Xander yang optimis bahwa Toria akan baik-baik saja dan Dae yang khawatir, akhirnya menyusul Toria untuk membawa adiknya pulang.


Dengan adanya karakter baru yang ditambahkan memberikan warna pada buku yang memang memerlukan boost untuk ceritanya, apalagi dengan pola yang berulang-ulang karena keseluruhan cerita hampir berhubungan dengan cerita perjalanan waktu mereka, kehidupan mereka di rumah, usaha mereka mencari ibu mereka dan bertahan hidup menghadapi lawan mereka.


  1. Timescape (Dreamhouse Kings #4)

    Hardcover, 308 pages
    Published July 14th 2009 by Thomas Nelson Publishers (first published July 7th 2009)

    ISBN 159554500X (ISBN13: 9781595545008)

    Edition Language English

Sekembali ayahnya dari penjara, Keluarga King bertekad untuk membalikkan keadaan yang dihadapinya dengan kehadiran Taksidian. Mereka mulai mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan orang tersebut.

Kejadian berlanjut dengan kejadian yang menimpa keluarga itu. Salah satu anggota keluarga mereka yang terbaring kritis di rumah sakit akibat serangan mendadak di saat yang lain sedang melakukan perjalanan karena sebuah ketidaksengajaan. Kelelahan mulai menghampiri mereka, emosi yang semakin lama semakin tertumpuk dan ketidakjelasan mengenai keberadaan ibu mereka juga membuat salah satu dari mereka nyaris putus asa.

Akhirnya petunjuk yang ditinggalkan mulai terbaca, dan mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan lagi. Kali ini Xander bersikeras untuk berangkat sementara Dae, seperti biasa harus menunggu ayah mereka untuk menyetujuinya. Akan tetapi Xander memaksa bahwa dia akan berangkat dengan atau tanpa Dae.

Karena nasehat yang diberikan kepadanya bahwa mereka harus selalu bersama, dia menyusul Xander untuk pergi ke masa entah dimana portal itu akan membawanya, dan disanalah akhirnya dia bertemu dengan leluhurnya.


Suasana dibawa turun setelah cerita pada buku sebelumnya, masih dengan gaya tulisan yang mudah dimengerti akan tetapi sedikit membosankan (terkadang). Hal yang sama banyak kita temukan pada novel berseri pada umumnya, dimana cerita dibawa menurun dari segi ketegangan supaya bisa mencapai klimaks cerita dengan lebih sukses. Sayangnya, untuk cerita ini, hal ini saya anggap kurang berhasil.



  1. Whirlwind (Dreamhouse Kings #5)

    Hardcover, 314 pages
    Published December 1st 2009 by Thomas Nelson Publishers

    ISBN 1595548157 (ISBN13: 9781595548153)

    Edition Language English
Mencoba melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, Xander dan Dae mulai mencoba melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan di masa lalu untuk memperbaiki masa depan. Berdasar insting mereka menjalani keadaan sebagai mana mestinya sembari bertahan hidup dengan kejadian yang berlangsung. Pertaruhan nyawa mereka alami mulai dari serangan kapak dan tombak sampai ke bombardir peluru yang berusaha merebut nyawa mereka.

Xander dan Dae pun mulai menjelajahi dunia di balik pintu tersebut, Dae yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan dan Xander yang hanya ingin mencari petunjuk mengenai ibunya yang sampai saat itu belum diketahui keberadaannya. Di lain pihak, Taksidian-pun mulai menunjukkan jati diri yang sebenarnya, berbicara dengan Xander dan Ed dan mengajukan penawaran untuk mereka untuk pergi meninggalkan rumah tersebut.  Dengan sedikit mengancam akan mengambil jalan kasar apabila mereka tidak menyetujuinya.

Akan tetapi, petunjuk akhirnya mereka dapatkan mengenai siapa Taksidian dan dari mana dia berasal setelah Ed mendatangi temannya, Mike dengan rekaman suara yang dia dapatkan. Sayangnya, di saat itu pula kejadian besar sedang berlangsung di rumah.


Banyak kejadian yang terjadi pada buku ini yang menaikkan minat setelah kejadian terakhir yang bisa dibilang hanya sebuah kebetulan dalam cerita ini.


  1. Frenzy (Dreamhouse Kings #6)

    Paperback, 352 pages
    Published November 29th 2010 by Thomas Nelson (first published May 18th 2010)

    ISBN 1595548947 (ISBN13: 9781595548948)

    Edition Language English
“Semua darah ini, ini adalah darah Dae”, kata Xander kepada Jesse.

Perjalanan terakhir (?) dari keluarga King sebagai pewaris rumah dengan portal waktu didalamnya. Xander dan Dae tersedot ke dalam portal waktu tanpa tahu kemana Waktu akan membawa mereka. Dengan kondisi yang memprihatinkan, Dae mencoba lari dari orang-orang yang memburunya. Sementara itu, Xander berusaha untuk melepaskan diri dan kembali kemana dirinya berasal. Sedangkan Ed dan Toria pergi ke UCLA untuk menemui salah satu temannya, Mike yang merupakan ahli bahasa, meninggalkan Keal bertahan mati-matian menghadapi Phemus.


Keberadaan ibunya terlihat oleh Toria. Sekeluarga mereka akhirnya berjalan melalui portal waktu dan melakukan pencarian. Tak disangka, peristiwa penting terjadi di depan mata mereka...




dream-house-kings.jpg

Dari segi penutup cerita, buku ini saya rasa juga kurang sukses memuaskan pembacanya dengan cerita yang ditulis. Apalagi dengan diselipkannya kisah yang berujung pada peristiwa yang tidak bisa menaikkan klimaks dari cerita ini. Akan tetapi, kisah Xander dan Dae-lah yang lebih berhasil menurut saya, ketegangan dari awal sampai akhir pada bagian mereka.

Konsep Perjalanan Waktu yang digunakan dalam seri ini menggunakan Portal Waktu yang ada dibalik pintu salah satu ruangan yang ada di rumah tersebut. Dengan menggunakan artefak dari antechamber, artefak tersebut akan “mengijinkan” pembawanya memasuki masa tertentu. Artefak tersebut pulalah yang akan menjadi petunjuk jalan pulang bagi mereka, dengan menarik benda yang mereka bawa dari satu masa dari mana mereka datang, Begitu pula setelah mereka kembali dari perjalanan, Angin Waktu akan menyapu dan mencari apapun yang terbawa dari masa yang mereka kunjungi meski hanya debu sekalipun.

Untuk orang yang tersedot tanpa membawa hal tersebut, akan susah bagi mereka untuk kembali ke masanya. Apabila seseorang terlalu lama dan sering menggunakan Portal Waktu, lama kelamaan Waktu akan mengklaim mereka dan menarik mereka ke dalam masa yang Waktu inginkan. Di seri ini, Waktu seolah hidup dan memiliki kehendaknya.

Selain itu, terdapat pula portal yang berada dimasa tersebut dan menghubungkannya dan berfungsi menjadi semacam tempat teleportasi.

noflashimage


Karakter


Edward King – Ed. Kepala keluarga King pada saat ini. Hal yang lucu bagi saya adalah dengan tidak tahannya saya dengan sikapnya yang santai, dan pintar berpura-pura (atau memang tidak peduli) dengan kehilangan Istrinya. Dalam sekali waktu dia berkata kepada Keal, saat mengetahui anak-anaknya melakukan perjalanan waktu tanpa sepengetahuannya bahwa dia juga mencintai istrinya, tapi tidak bila itu berarti dia dipenggal.

Gertrude King  - G/ Gee / definitely not a Gertrude (salah satu candaan keluarga King).  Ibu dari Xander, Dae dan Toria yang diculik setelah mereka tinggal dirumah itu. Tidak pintar dalam bercanda, pintar dan sayang kepada keluarganya.

Alexander King - Xander. Remaja lima belas tahun (hampir enam belas tepatnya) yang bercita-cita menjadi Sutradara Film. Pindah dari Pasadena ke Pinedale adalah hal yang dia benci karena dia beranggapan bahwa berada di Pasadena berarti lebih dekat tinggal dengan impiannya. Berkarakter kuat dan sedikit keras kepala, berbicara jujur dengan keadaan bahkan saat mengatakan bahwa ayahnya adalah pembohong dan semua ini kesalahannya.

David King - Dae. Mempunyai hobi sepakbola (dan menyetujui untuk pindah karena dijanjikan bahwa di sekolah barunya terdapat klub sepakbola yang ternyata kebohongan belaka) dan mempunyai sifat yang bisa dibilang membingungkan. Pada satu keadaan dia ketakutan, setelah itu dia berani meyakinkan diri dan bersemangat, meski setelahnya dia bersembunyi dan mundur. Tapi seiring perkembangan sifatnya menjadi lebih berani. Sangat perasa, bahkan Toria berkata bahwa melihat acara Tvpun akan membuatnya menangis.

Victoria King - Toria. Gadis kecil berumur sembilan tahun yang suka mencari perhatian dan menganggu kedua kakaknya bersama boneka beruangnya yang bisa merekam suara dan memutarnya kembali. Meski begitu, pada saat ibunya menghilang, dialah yang turun tangan untuk memasak untuk keluarganya dan memohon untuk dilibatkan dalam pencarian ibunya setelah dilarang oleh ayahnya karena terlalu muda.

Jesse King dan ayahnya, serta Kimberly King adalah keluarga King lainnya yang muncul dalam cerita ini tapi tidak banyak dibahas, kecuali Jesse.

Karakter lainnya

Keal. Mantan anggota angkatan bersenjata yang sekarang menjadi perawat Jesse.

Taksidian. Seorang konglomerat yang mempunyai pengaruh di Pinedale.

Phemus. Kependekan dari Polyphemus, mahkluk (orang) tinggi besar yang menjadi tangan kanan Taksidian

 

Kesimpulan


Secara keseluruhan, ceritanya menarik untuk dibaca dan Robert Liparulo cukup sukses menulis cerita bagian horor/ misteri lengkap dengan rasa takut dan merinding di badan. Ditengah cerita, penulis seolah kehilangan fokus dari cerita itu sendiri apakah mencari ibu mereka yang hilang ataukah memperbaiki masa depan yang mereka jalani sekrang. Dengan mencampur kedua hal tersebut yaitu dengan melakukan pencarian Ibu mereka sambil memperbaiki masa depan menjadikan kedua hal tersebut seolah menjadi hal sampingan belaka. Hal ini terbukti dengan akhir yang tidak terlalu kuat dan nyaris tanpa anti klimaks.

Kisah tentang perjalanan waktunya sendiri mengambil porsi yang lebih dari dua pertiga buku malah lebih menarik diikuti, sedikit mengingatkan saya dengan Time Riders. Bedanya adalah cerita Time Riders berfokus pada memperbaiki masa depan sehingga terfokus, dan pada Dreamhouse Kings ceritanya seolah terabaikan.

Perkembangan karakter yang saya sukai adalah yang terjadi pada Dae, yang mengalami perubahan sifat menjadi lebih pemberani, sedangkan Xander tidak banyak yang berubah sedari awal karena sifatnya yang paling menonjol tepat saat dia menolak keadaan saat mereka pindah.

Goodreads' Review (silakan klik pada sampul buku)

123456
Stamp

[GR] Frenzy (Dreamhouse Kings #6)

Frenzy (Dreamhouse Kings #6)Frenzy by Robert Liparulo
My rating: 4 of 5 stars

Forget about how it ended which feels like someone pushed RL to made it end in 20pages XD but is it really "the end...?". guess i'll continuing their story in my mind.

Endingnya terkesan dipaksakan dan tidak berarti, ending yang ditulis seadanya menurut saya. tapi, cerita yang terjadi sebelumnya memicu adrenalin. penuh dengan aksi dan hal-hal yang menegangkan. lagi-lagi, salah satu aspek yang nggak penting datang dari bapaknya (sumpah ini orang bikin jengkel) hahahaha....


View all my reviews

Friday, August 19, 2016

[GR] Whirlwind (Dreamhouse Kings #5)

Whirlwind (Dreamhouse Kings, #5)Whirlwind by Robert Liparulo
My rating: 5 of 5 stars

this one is gooooooood. love the act scene, forget about Dad and Toria or any other character.

even there's a few flaws in this story for me, especially Dad's parts which almost none of any emotion at there... even the attitude is show his emotions but there's nothing that confide me after all this time. i still branded him that there're nothing matter to him anymore as soon as he got what he want.

but, for the rest... i'll give it 4,5*

Buku kelima ini sangat seru bila dibandingkan dengan buku sebelumnya. berbeda jauh, apalagi dengan tidak adanya orang yang menghalangi mereka, (Keal tidak masuk dalam hitungan) hahahaha...

Hal ini yang saya tunggu dari kemaren, meski belum ada titik terang dimana ibu mereka, tapi saya yakin semua akan terjawab di buku ke-enam... buku pamungkas seri ini :D


View all my reviews

[GR] Timescape (Dreamhouse Kings #4)

Timescape (Dreamhouse Kings, #4)Timescape by Robert Liparulo
My rating: 3 of 5 stars

we need to breath. that's what i've got, even there're so many thing that sparks the story, but before it end, usually books giving us a moment to prepare for a bigger act. i think XD

Setelah kejadian yang terjadi pada buku sebelumnya, keluarga King semakin giat mencari petunjuk untuk membalikkan keadaan, petunjuk untuk menahan makhluk penghuni pintu supaya tidak menerebos ke dunia ini.

Masih dengan tekad untuk menemukan ibu mereka dan membawa nya pulang, David dan Xander sesekali mencuri waktu untuk menjelajahi dunia yang ada guna mencari petunjuk, dengan pesan yang ditinggalkan oleh paman mereka. Ketegangan dan ketakutan yang terjadi pada saat penjelajahan timbul akibat pengalaman mereka sebelumnya. ketakutan bahwa waktu akhirnya akan memiliki mereka karena terlalu seringnya menjelajahi waktu juga mewarnai pikiran mereka.

Selain itu, usaha untuk mencari informasi berkenaan dengan jati diri Taksidian mulai menemukan titik terang, tapi apakah yang akan mereka temukan kemudian,


View all my reviews

Thursday, August 18, 2016

[GR] Gatekeepers (Dreamhouse Kings #3)

Gatekeepers (Dreamhouse Kings, #3)Gatekeepers by Robert Liparulo
My rating: 4 of 5 stars

this one is scary enough. so much adrenalin rush in it and even still play with my emotion after what happen from the previous book.

Berbeda dengan buku sebelumnya yang menjengkelkan, kali ini keluarga King kedatangan tamu yang tak mereka sangka, setelah apa yang ditemui Xander dalam perjalanan terakhirnya, semangat baru timbul dan membuat mereka berusaha tanpa henti.

(view spoiler)


View all my reviews

[GR] Watcher in the Woods (Dreamhouse Kings #2)

Watcher in the Woods (Dreamhouse Kings, #2)Watcher in the Woods by Robert Liparulo
My rating: 2 of 5 stars

they're pretend that nothings happen. so, from the emotional's view i gave it only 2. riddiculously unbelievable

tak ada yang bisa berpura-pura sebaik ayah mereka, makan, tidur pergi ke sekolah seolah-olah kehilangan istrinya bukan masalah besar, begitu pula dengan Dae dan Toria, meski Xander tampak masih memendam amarah. Padahal, menilik kejadian dengan apa yang terjadi pada ibunya (atau nenek anak keluarga King) setelah 30tahun ayah mereka masih mencari, semakin membuat sedikit tak masuk akal dengan sikap mereka, atau dalam hal ini. ayah mereka.

rasanya pengen saya tendang si ayah, setelah apa yang dia lakuin XD


View all my reviews

Tuesday, August 16, 2016

[GR] Hades (Halo #2)

Hades (Halo, #2)Hades by Alexandra Adornetto
My rating: 1 of 5 stars

is there any chance to put Half star in this one...or Zero maybe ( because if i leave it blank many ppl will think that i forgot to rate it) lol

need so much effort finish this. yes i read it only in one day...one day of torture for my eyes, my brain and my back XD

the reason why i try so hard to finish it is just because i want to puth them onto my box so I can use the space on my shelf for the other XD
=====

Buku ini benar benar memberikan warna tersendiri bagi hidupku. hahahaha....untungnya semangat demi hal positif bisa mengalahkan ketebalan buku ini. masih dengan pendapat yang saya seperti sebelumnya, buku ini benar-benar memainkan emosi pembacanya... pembacanya yang pengen melempar buku ini jauh-jauh, menginjaknya atau mungkin membakarnya (untungnya semua itu nggak mungkin saya lakukan karena belinya pake uang dan bukan daun lontar)



View all my reviews

[GR] Halo (Halo #1)

Halo (Halo, #1)Halo by Alexandra Adornetto
My rating: 1 of 5 stars

This book is not for me.

even I love books that featuring angels and demons as much as other. but this one is definitely not for me. it's ordinary, angels who came to earth, searching for some clue about bad things that will and already happen in earth. angels who fall in love with human and so on.

so many things that already told in other series and similliarity between them is HUGE. that's why i said it's ordinary.

=======
saat malaikat ditugaskan turun ke bumi untuk mengawasi hal-hal yang akan terjadi, atau sudah terjadi. tanda-tanda hal yang buruk mulai bermunculan dimana mereka berada dan tugas merekalah untuk mencoba meluruskan hal tersebut. Konsep cerita yang sangat umum apabila berkaitan dengan malaikat dan sudah banyak diceritakan dalam buku.

Tak hanya itu, kisah cinta malaikat yang jatuh hati kepada seorang manusia yang tak kekal pun sudah banyak diceritakan pula. Bukan hal yang baru buat para pecinta cerita malaikat.

Apa yang membedakan kisah beth, ivy dan gabe ini dengan buku lainnya. Saya sendiri kurang tahu. Buat saya buku ini terlalu biasa dan tidak ada yang spesial didalamnya. Kisah pergolakan batin Beth yang secara sadar penuh jatuh hati kepada manusia, jujur, emosi yang ada tidak tersampaikan. yang ada hanyalah kekesalan karena sikap yang suka berubah dan terasa tak berpendirian.

Alih-alih dihiasi dengan kisah perjuangan mereka mempertahankan dan bertahan di bumi. Buku ini malah dihisi dengan banyaknya kisah cinta Beth dan Xavier yang sedikit memuakkan. beberapa karakter juga seolah disuguhkan begitu saya dan terima nggak terima, harus kita terima. Xavier dan Molly bisa dibilang karakter yang andil dalam cerita buku ini misalnya.


View all my reviews

[GR] House of Dark Shadows (Dreamhouse Kings #1)

House of Dark Shadows (Dreamhouse Kings, #1)House of Dark Shadows by Robert Liparulo
My rating: 3 of 5 stars

i have a mix feeling about this

first half, it gave me chill and expectation of horror story, the creepiness for the first half almost made me threw it away. because i didn't like horror in any form. XD which is good for a book that gave me direct effect for the reader, but for the second half it turn that it went with mystery. And because of that the good thing happen before suddenly feeling that i felt before is gone. Curiosity? not so much... because the conclusion for this book is just opening for the whole series, don't expect much from it. Cliffhanger, of course. that's why i think i'm gonna readathlon this one XD

But, let me tell you this. Those who reads Narnia and Time Rider, or maybe any other with same materials. that's what it is.

=======

Bermula dari kepindahan keluarga King ke somewhere-with-P-city (lupa wahahahaha....bukan Pasadena yang pasti) karena Ed menerima tawaran pekerjaan sebagai kepala sekolah di sana. Xander yang merasa keberatan karena cita-citanya sebagai Sutradara Film meyakinkan dirinya bahwa tempat tinggalnya yang dulu lebih dekat dengan Hollywood yang berarti lebih dekat dengan cita-citanya.

Pemburuan rumah pun dilakukan karena mereka tidak mungkin tinggal di Motel terus menerus sampai pada akhirnya mereka (atau ayahnya, Ed) menemukan rumah kuno yang kosong dan tampak lama tidak ditinggali. Di rumah itulah kejadian itu bermula.

Dimuai dari jejak kaki aneh yang muncul di dapur, anggota keluarga yang tiba-tiba tidak tampak disatu ruangan dan muncul ditempat lain tanpa sadar, suara-suara aneh yang menyelubungi malam mereka, sampai pada akhirnya David memutuskan untuk tidur sekamar dengan kakaknya Xander. Sampai pada akhirnya....

Bukan horor, tapi misteri...misteri yang sempat membuat saya merinding. Sebagian besar cerita yang ada dibuku ini sukses menurut saya, sayangnya dengan adanya perubahan jalur cerita membuat penulisan cerita seolah langsung berbelok arah, menghilangkan kesan pertama buku ini yang sedikit spooky XD

Sebab itulah (yang jujur membuat saya kebingungan) untuk menilai buku ini. Karena apa bila saya membahas lebih lanjut....saya yakin segi kejutan buku ini akan hilang :D



View all my reviews

Saturday, August 6, 2016

[QR] See Jane Run

See jane Run

Ish.... bukunya seru woyyyy!!! Ceritanya maksudku.

Buku ini berkisah tentang seorang wanita yang lupa (amnesia) karena hal yang memicu otakknya untuk melupakan kejadian yang dia alami. Dengan baju yang berlumuran darah dan uang US$10,000 yang ada di saku, satu-satunya hal yang dia ingat saat itu hanyalah membeli roti dan susu (tiba-tiba saya juga amnesia..saya ingat dengan pasti bagian susunya.. saya nggak ingat yang satunya..#plakk). Secarik kertas juga dia temukan, kertas bertuliskan nama Pat Rutherford, R.31, 12.30 (CMIIW..saya lupa lagi XD), kertas yang sama sekali tidak membantunya mengingat siapa dia. Kebingungan dan ketakutan menyelimuti dirinya yang kalut, berjalan tanpa arah kesana kemari hingga pada kejadian ada yang mengenali dirinya.

Cerita yang ditulis oleh Joy Fielding ini mengalir begitu saja saat dibaca, terjemahannya yang enak dan mudah dimengerti mendukung ceritanya sendiri yang simpel tapi menarik. Meski buku versi terjemahannya bisa dibilang agak berat untuk ditumpu dengan satu tangan (ceritanya saya curhat) tapi hal itu bukan menjadi alasan untuk meletakkan buku ini.

Buat saya pribadi, cerita ini akan lebih terasa dampaknya apabila penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, jadi alih-alih menggunakan karakter yang dijalankannya, pembaca akan tersedot dalam ceritanya dan memaikan karakter tersebut. Rasa tegang, kebingungan, kemarahan dan ekspresi yang dirasakan Jane akan semakin terasa dari sisi pembacanya.

Karakter Jane bisa saya rasakan dan emosi yang dia rasakan bisa saya selami dan dimengerti. Meski terkadang naik turun dan membuat saya berapi-api, meski hal tersebut sebenarnya positif karena penulis berhasil mempengaruhi pembacanya.

Kesimpulannya, buku ini keren, memikat dan gratis #eh.

SPOILER ALERT!!!


(JANGAN di-highlight bila tidak ingin teracuni)


Tulisannya runtut, sampai pada saat kita merasa diberi kejelasan akan keadaan, ternyata masih ada kisah lain di balik cerita tersebut. Twist-nya berhasil meruntuhkan kecurigaan saya di awal saya membaca blurb buku ini, dan Fielding kemudian memutarbalikkan keadaan sekali lagi. Sayang, akhir cerita dibuat menggantung begitu saja. Anti klimaks dipenggal dan diteruskan oleh pembacanya masing-masing di pikiran mereka. Rasa penasaran yang ada serasa dipangkas ditengah jalan dan pembaca disuruh menyelesaikannya sendiri.

Stamp

Thursday, August 4, 2016

[QR] Step on the Crack & Run for Your Life (Michael Bennett #1 & #2)

James

Kyuuu aRRRRR.... ...fufufufu...

Kali ini saya mau ngomongin tentang seri lain dari James Patterson dan co-Authornya Michael Ledwidge, yaitu Michael Bennett (sebuah kebetulan semata). Seorang Polisi detektif yang sering bertindak sebagai negosiator dalam sebuah kasus. Memiliki sepuluh anak angkat dikarenakan dia dan istrinya dipastikan tidak bisa memiliki anak sendiri. Maeve, seorang mantan perawat yang kini dalam kesehariannya bertarung melawan penyakit yang dideritanya. Dengan cinta kasih dari suami dan kesepuluh anaknya. Dia terus berusaha melawan kematian.

Jujur saja, untuk seri ini saya belum tidak merasakan diri saya menyatu dengan buku ini. Entah karena masalah bahasa atau memang dari segi penulisan cerita yang kurang menarik. Kita sebut saja alasan yang kedua, karena seri sebelumnya yang saya baca, Women’s Murder Club yang memiliki kisah dan tema yang sama, saya menemukan banyak daya tarik yang tidak saya temui pada buku ini. Jadi kemungkinan yang bisa saya ambil karena gaya bercerita dan pemilihan kata pada buku ini yang sedikit tidak sesuai dengan selera saya.

Mungkin pendapat ini  terlalu awal karena saya baru membaca dua buku pertamanya yaitu Step on the Crack dan Run For Your Life. Buat saya, dari segi cerita sendiri, banyak hal yang lepas dan ditiadakan.

Pada buku pertamanya, Step on the Crack cerita masih terbantu dengan kisah hidup dari sang detektif itu sendiri bersama istri dan anaknya yang bisa dinilai lumayan bagus sebagai pendahuluan keseluruhan seri yang akan diterbitkan, meski pengenalan tokoh dan latar belakang tidak terlalu kuat karena banyaknya karakter yang dikenalkan sekaligus dalam satu waktu. Untuk buku kedua, cerita pendamping  (cerita kehidupan karakter utama) mendapatkan porsi jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan buku pertamanya. Dan harus diakui, cerita pendamping tersebut lebih menarik dibanding kasus yang sedang dia hadapi, lebih mendapatkan kesan dan perhatian khusus. Pada buku kedua, kehidupan Bennett sedikit disinggung dan kisahnya biasa saja, tak banyak hal yang menutupi kekurangannya.

Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, penggambaran karakter yang ada terlalu timpang, atau  bisa dibilang hanya karakter utama saja yang dituliskan sedikit lebih detil apabila dibandingkan dengan karakter lainnya. Bahkan latar belakang atau cerita anak-anaknya sendiri tidak disinggung selain fakta bahwa 1. Mereka anak angkat 2. Mereka keturunan Hispanic, Kulit Hitam, Kulit Putih dan Asia 3. Selebihnya hanyalah pemoles belaka.

Kenapa saya mengkritisi hal tersebut, karena pada blurb buku pertamanya. Hal itulah yang dititikberatkan sebagai penarik minat pembaca untuk seri ini.

Kesimpulannya, sampai pada saat ini (buku kedua) saya belum mendapatkan hal yang “wah” dengan buku ini.

Stamp

Saturday, July 30, 2016

Women's Murder Club (Part 1)

WMC

Goodreads' Link list:
1st to Die (Women's Murder Club, #1)
2nd Chance (Women's Murder Club, #2)
3rd Degree (Women's Murder Club, #3)
4th of July (Women's Murder Club, #4)
The 5th Horseman (Women's Murder Club, #5)
The 6th Target (Women's Murder Club, #6)
7th Heaven (Women's Murder Club, #7)
The 8th Confession (Women's Murder Club, #8)
The 9th Judgment (Women's Murder Club, #9)
10th Anniversary (Women's Murder Club, #10)
11th Hour (Women's Murder Club, #11)
12th of Never (Women's Murder Club, #12)

Wikipedia's Link

Greets!!!

Selamat pagi-siang-sore-malam semuanya.

Kali ini saya bakalan mengulas salah satu seri yang baru saja saya selesaikan buku-bukunya yang saya punya. Yup...buku-bukunya alias dua belas buku berkelanjutan sekaligus. Karena rasanya entah kenapa bukunya sedikit susah dilepas. Women’s Murder Club karya James Patterson dan Andrew Gross (untuk buku dua sampai tiga) dan Maxine Paetro (untuk buku selanjutnya sampai coretan ini ditulis – buku kelima belas).

Kali ini saya akan membahas keduabelas buku pertamanya (yang kebetulan saya hanya punya sampai buku keduabelas) dan mudah-mudahan saya bisa melanjutkannya ke bagian selanjutnya (untuk buku-buku seterusnya). Disini saya akan menggambarkannya secara keseluruhan buku alih-alih satu per satu karena menurut hemat saya, karena ini masuk dalam kategori misteri yang tidak menarik apabila tidak dibaca sendiri (baca: malas bikin revie per judul).




Berkisah tentang keseharian Lindsay Boxer, seorang detektif wanita bagian pembunuhan dari satuan polisi San Francisco (San Francisco Police Department – SFPD) yang bertugas memecahkan dan menuntaskan kasus yang mereka hadapi, dibantu oleh sahabatnya Claire Washburn yang kebetulan pula bertugas sebagai Medical Examiner, Cindy Thomas, reporter dari harian The Chronicle yang terkadang membantu mendapatkan informasi ‘tak resmi’ dan sebagai ganti berita eksklusif yang ditulisnya. Ada pula Jill Bernhardt, ADA - Assistant District Attorney yang tentu saja membantu dalam hal surat penggeledahan dan sebagainya. Kemudian sebagai tambahan, Yuki Castellano, seorang pengacara muda yang cerdas blasteran Jepang Italia.

Mereka tergabung dalam sebuah perkumpulan tak resmi "bermarkas" di Susie's, sebuah tempat makan yang sering mereka gunakan sebagai tempat bertemu untuk membicarakan kasus yang mereka tangani dan kehidupan mereka sehari-hari yang kesemuanya ‘off the record’ atau tidak tercatat dalam laporan apapun sampai secara resmi dan tidak bisa digunakan sebagai bahan dalam penulisan artikel (bagi Cindy tentunya) sampai pada saat Cindy mendapatkan lampu hijau dari Lindsay, yang bisa dibilang sebagai ketua dari Women’s Murder Club.




13744096_1745588749012588_990354281_n

Secara keseluruhan, ceritanya ditulis dengan sangat apik, beralur cepat dan bisa dinikmati meskipun beberapa hal masih kurang dalam hal penggambaran latar belakang. Akan tetapi untruk cerita semacam ini, hal tersebut tidak mempengaruhi jalannya cerita karena hal yang digunakan pada akhirnya adalah hal yang tertulis pada awalnya, petunjuk yang ada telah dituliskan sebelumnya meski harus diakui beberapa hal masih tampak samar.

Karakter yang dipergunakan oleh JP dan co-Authornya pun berhasil digambarkan dengan sangat baik dan jelas. Mulai dari Lindsay yang tinggi (menjulang) untuk ukuran perempuan, barhati gigih, pantang menyerah dan mempunyai insting yang bagus dalam setiap kasusnya sampai ke Cindy yang terobsesi dengan pekerjaannya, cekatan dan gesit dan cerdik dalam mencari cara untuk mencari informasi baik untuk klubnya sekaligus sebagai bahan tulisan untuk artikelnya berkenaan dengan kasus yang sedang mereka hadapi.

Tokoh-tokoh minor lainnya seperti Rich, Brady-pun cukup digambarkan dengan sangat baik.

Untuk beberapa buku awal, cerita berfokus kepada Lindsay yang berusaha memecahkan kasus yang ditanganinya bersama dengan rekan kerjanya, Jacobi Warren. Tapi kemudian setelah buku ketiga, cerita mulai lebih fokus ke kejadian lainnya juga, entah dari sisi Claire, Cindy, Jill, Yuki atau tokoh lainnya (mungkin karena penggantian penulis). Bahkan pada buku kesebelas dan keduabelas, cerita berkenaan dengan Lindsay banyak sedikit berkurang.

Drama, tentu saja ada. Meskipun porsinya sangat sedikit, romantisme dan kehidupan pribadi tokoh-tokoh yang ada cukup untuk memberikan warna kepada buku yang bisa dibilang “sedikit kelam” ini. Meski terkadang, saya merasa masih belum cukup dan ada kalanya lebih tertarik kepada keseharian mereka.

Kasus yang dihadapipun sangat beragam, ada yang terjawab dengan mudah, ada yang membutuhkan usaha lebih, bahkan ada yang masih menimbulkan ketidakpastian sampai akhir. Beberapa kasus bahkan malah bisa diselesaikan tapi masih digantung oleh penulis, yang kemudian saya pelajari akan diselesaikan pada buku berikutnya, entah yang mana karena tidak berurutan. Ada pula kasus yang memberikan kepuasan buat pembacanya dan kasus yang.. yah... membuat emosi...sedikit sih tapi. Buku ini pun diwarnai dengan banyak kejadian tak terduga lainnya. Semua kejadian ditulis dengan baik dan memuaskan.

Jujur saya sendiri, memberikan rating dengan ikhlasnya untuk seri ini antara tiga dan lima bintang, dengan mayoritas empat bintang. Mungkin karena saya menyukai wanita tangguh, cerdas dan berkepribadian kuat. #plakk

Overall, saya puas dengan karya James Patterson yang satu ini. Kebetulan saya membaca buku dalam bahasa aslinya, Inggris, karena setelah mencoba terjemahannya yang diterbitkan oleh Gramedia beberapa lembar. Sedikit lucu bagi saya pribadi (mungkin karena saya hanya baca beberapa lembar).

Women's Murder Club (TV Series)


Women-womens-murder-club-9779111-1024-768

Seperti Sunday at Tiffany's, beberapa buku Alex Cross dan yang terakhir , Zoo.

Seri ini sempat mencicipi layar televisi dalam perkembangannya. mengangkat konsep serupa dengan bukunya, yang sesuai dengan judulnya. Seri 13-episode ini juga mengangkat kisah tentang Lindsay Boxer dan teman-temannya. Akan tetapi, pada seri ini hanya karakter merekalah yang dipakai dan bukan cerita pada bukunya. Banyak perubahan berkenaan dengan korelasi antar permain, kasus dan lain sebagainya. Seperti misalnya, Tom yang merupakan mantan suami Lindsay, kembali dan bekerja di tempat yang sama sebagai atasan sedangkan pada bukunya hanya disinggung pada buku pertamanya, Cindy Thomas bekerja untuk The Register dan The Chronicle adalah pesaing mereka dan masih banyak lagi.

Jadi buat kalian yang pengen mencoba seri tanpa membaca bukunya, tak usah takut. Karena buku dan TV seri jauh berbeda. Tapi, buat saya pribadi, seri ini tidak sebagus bukunya, meski dibantu dengan visual, akan tetapi saya masih menilai bahwa karakter yang ada di buku lebih kuat. Oleh karena itu, jangan menilai bukunya dari serinya.

Sayang, seri ini hanya bertahan satu musim saja, jadi tidak ada kemungkinan kita bisa mengamati perkembangan para karakternya,

imdb's Link
Wikipedia's Link

wmcforfyeah

 

Monday, June 20, 2016

[QR] Steelheart (Reckoners #1)

Quick Review2.jpgGreets!!!

Lagi ketagihan bikin QR nih. hahaha... maaf, ya. Soalnya selain ga butuh riset lama dan baca artikel sana sini sembari ngumpulin data, menghemat waktu pula di sela kerjaan yang bejibun :D

Buku ini ooooooowwwwsooomeeeee..!!! alias keren a.k.a EPIIIIC. Saya suka sama ceritanya yang sedari awal menimbulkan ketegangan tersendiri. Di awali dengan prolog singkat mengenai sejarah karakternya sendiri dan alasan dibalik tindakannya, dan di tutup dengan epilog yang sama menariknya.

Ditilik dari segi ceritanya sih bisa dibilang biasa saya, persengketaan dan perselisihan yang terjadi antara dua atau lebih kubu, dimana yang lain merasa selalu benar.Perpecahan itulah yang diangkat dalam cerita ini, satu pihak sebagai penguasa dan pihak lain sebagai pejuang. Sebut saja Divergent, The Hunger Games dan masih banyak judul lainnya.

Meski beberapa karakternya sendiri kurang kuat penggambarannya, akan tetapi seiring dengan berjalannya cerita semua akan pupus dengan aksi dan kisah yang dibangun oleh penulis dengan cukup kuat. World building juga sedikit lemah atau mungkin memang sengaja "dikorbankan" untuk meningkatkan daya tarik ceritanya, latar belakang sejarah terjadinya konflik juga hanya sedikit disinggung, tapi lagi-lagi itu tidak mengurangi keasyikan ceritanya.

Penggunaan istilah yang dipakai dalam pembagian ras juga harus diakui menjadi daya tarik tersendiri bagi buku ini, Conflux, Firefight, Steelheart, Fortuity dan banyak lainnya yang disebut sebagai kaum Epic (orang yang memiliki kekuatan) apalagi diperkuat dengan misteri yang ada pada masing-masing karakter dan seiring perkembangannya yang lebih memberikan warna baru di setiap halamannya. Dari nama-namanya saja sudah keren, kan?

Jujur, pada awal buku, saya merasakan sedikit kesusahan untuk masuk ke dunia yang ada pada buku ini karena terjemahannya yang harus saya baca dua tiga kali pada beberapa bagian karena terlalu kaku dan formal tanpa adanya penyingkatan atau penyesuaian kalimat. Bukannya malas tapi lebih ke tingkat kenyamanan dalam hal membaca saja. Apalagi buku ini diterjemahkan oleh nama yang baru saya lihat (mungkin saya yang kudet).

Nilai tambah lainnya adalah dari segi emosi. Saya menikmati emosi yang digoreskan pada buku ini. Brandon Sanderson berhasil membuat cerita ini dengan utuh tanpa mengabaikan sisi emosi para pembaca dan menjadikan poin yang bisa ditambahkan pada bagian Pro buku ini.

Dengan sampul warna biru kesukaan saya dan dominasi hitam yang memperkuat ketegasan sekaligus kekelaman dalam ceritanya, meski ada siluet manusia disana tapi tidak terlalu mengganggu... saya yang tidak terlalu suka dengan cover berparas (maksudnya bergambar manusia)

Semoga saja buku selanjutnya lebih sukses dibandingkan dengan buku ini, karena ekspetasi pembaca yang berlebih karena dampak dari buku ini tidak bisa disalahkan.

I'm out.

Stamp

Monday, June 13, 2016

[QR] The Wrath & the Dawn (The Wrath and the Dawn #1)

Quick Review

Greets!!!

Setelah posting bahwa saya tidak minat membaca di Facebook, akhirnya saya mencoba mengambil buku ini dari tumpukan terdekat dan membukanya.

Dengan nuansa dan tulisan di sampulnya yang ke-timurtengah-an sedikit pesimis bahwa saya bisa menikmati buku ini. Tentu saja dengan latar budaya yang sedikit banyak harus diadaptasikan ke dalam otak supaya lebih menguatkan isi dari ceritanya itu sendiri. Tapi, seiring berjalan, semua itu bisa kita lupakan karena dalam ceritanya sendiri aspek latar belakang dan budaya terasa diabaikan, kurang detil dan tidak diceritakan dengan jelas. Kekurangan yang menjadi kelebihan bagi buku ini karena pembaca lebih bisa berkonsentrasi dengan ceritanya sendiri.

Dari segi ceritanya sendiri, memang benar ini sebuah fantasi. Tapi bagi saya, buku ini lebih condong ke roman, pelabelan fantasi hanya karena dalam buku ini mengandung unsur magis yang kadarnya sangat amat sedikit..untuk sementara ini. Perkembangan karakternya sendiri ukup menarik, meski emosi yang terkadang tak kentara terkadang sarat akan jiwa.Untuk perkembangan ceritanya semakin akhir semakin enak untuk dinikmati.

Terjemahannya sendiri buat saya gampang dipahami, dengan lancar. Dengan banyak istilah yang ditulis sesuai dengan bahasa aslinya dan disertakan glossarium pada lembar akhir bagi mereka yang ingin memahami lebih. Typo? tentu saja menghiasi beberapa halaman yang ada, biasanya kehilangan satu huruf atau ketambahan.

Btw, saya yang pada saat ini malas baca bisa menyelesaikannya dalam beberapa jam karena buku ini agak susah untuk dilepas...entah kenapa >.<

I'm out.

Stamp

Saturday, June 4, 2016

UnWholly (UnWind Dystology#2)

IMG_20160604_103244.jpgBerkat Connor, Lev, dan Risa - dan pemberontakan mereka di Kamp Akumulasi Happy Jack - orang tak lagi dapat menutup mata tentang praktik pemisahan raga.

Pemisahan raga memang dapat membebaskan masyarakat dari remaja bermasalah sekaligus menyediakan organ tubuh yang sangat dibutuhkan untuk transplantasi, namun moralitas perbuatan itu dipertanyakan. Sayangnya, pemisahan raga telah menjadi bisnis besar, dan diminati kekuasaan politik serta perusahaan tertentu, yang bukan hanya ingin melanjutkannya, tapi juga memperluas pesertanya: narapidana dan orang miskin.

Cam adalah produk pemisahan raga; dibuat dari penyatuan organ anak-anak Unwind lain. Dia remaja yang secara teknis tak ada. Frankenstein Futuristik, itu sebutannya. Selagi berjuang mencari identitas dan makna dirinya, dia bertanya-tanya apakah seseorang hasil penyatuan ulang dapat memiliki jiwa. Dan ketika tindakan seorang pemburu hadiah sadis tak sengaja mempererat takdir Cam dengan takdir Connor, Risa, dan Lev, dia juga jadi mempertanyakan apa arti kemanusiaan itu sendiri.

UnWholly merupakan buku pendamping Unwind. Menantang kita untuk mempertanyakan di mana sebenarnya kehidupan dimulai dan di mana kehidupan berakhir - serta apa arti hidup sebenarnya.

Paperback:  528 pages
Published: 12 Mei 2016 by Gramedia Pustaka Utama (first published August 28th 2012)
Original Title: UnWholly
ISBN-10: -
ISBN-13: 9786020318073
Language: Bahasa Indonesia
Series: Unwind Dystology #2




Perjuangan mereka terus berlanjut. Dengan menghalangi Kamp-kamp yang ada untuk mengambil anak pungut hingga membajak mobil yang membawa anak-anak persembahan untuk menjalani pemisahan raga. Pihak pemerintahan yang mulai membuka mata dengan keberadaan 'kuburan' yang berisi banyak desertir disana. Dan Warga Proaktif sendiri yang mulai menjalankan siasatnya untuk menunjukkan taringnya dimata dunia.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya GPU memutuskan untuk melanjutkan seri ini (fyu~~~). Dan mudah-mudahan untuk dua buku selanjutnya juga. Dengan penerjemah yang sama untuk meminimalisir adanya penggantian istilah/ penyebutan hal-hal yang ada di buku ini supaya tidak menimbulkan kebingungan yang kerap terjadi apabila adanya penggantian penerjemah. Mudah-mudahan..... secepatnya mengingat di negara asalnya sendiri sudah tamat dua tahun yang lalu. :D #berdoa

Entah kenapa untuk penyebutan seri ini sebagai dystology, sepele tetapi membuat saya penasaran, apakah karena Tetralogi dan Quadrilogi terlalu panjang sehingga dibuat dystopia-logy, yang sempat saya pikir tak akan berbatas seperti Orson Scott Card membangun dunia fiksinya .
A dystopia (from the Greek δυσ- and τόπος, alternatively, cacotopia, kakotopia, or simply anti-utopia) is a community or society that is undesirable or frightening.

-logy (Suffix)


  1. Something said, or a way of speaking, a narrative. Examples: haplology, eulogy, trilogy, apology







Buku yang ditulis dengan cara berganti-ganti karakter utama penceritaan, disusun dengan rapi. Banyak karakter (dan beberapa kejadian) yang diceritakan pada setiap bagiannya sebagai daya tarik seri ini karena kita akan berasumsi tentang hubungan apa yang akan dimiliki bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan cerita. Yang semakin lama semakin jelas seiring dengan berlanjutnya cerita.

Jujur, pada awalnya saya membaca seri UnWind, saya sempat merinding mengetahui ide ceritanya, Pemisahan Raga. Cover buku pertamanya pun sedikit membuat saya takut, saya yang melihat darah berceceran saja sudah mual. Beruntung pada kenyataannya, kisah penceritaannya tidak sedalam itu dan masih dalam batas toleransi malah bisa dinikmati sambil makan makanan ringan tanpa rasa mual (INI PENTING!!!).

Buat yang mengharapkan banyaknya aksi yang ada di buku ini, dijamin kalian akan kecewa karena hanya sedikit yang terjadi pada buku ini. Tapi jalan ceritanya sendiri lebih menarik dibandingkan hal tersebut, perkembangan masing-masing karakter yang beranjak dewasa, pemikiran dan sikap yang lebih matang membuat mereka lebih hidup.

Masalah pemisahan raga masih menjadi masalah utama seri ini (tentu saja #plakk) akan tetapi pada buku ini perkembangan cerita beralih ke masalah lain, masalah penyerbuan Polisi Juvey yang tinggal menunggu waktu. Di dalam tempat itu sendiri mulai muncul bibit perpecahan yang berasal dari dalam, mulai dari tipu daya sampai ke pengkhianatan turut mewarnai buku ini. Kisah perjuangan dan jalinan persahabatan yang manis, dibumbui dengan kisah percintaan yang tak banyak diumbar masih menjadi senjata utama seri ini selain gaya berceritanya yang enak dinikmati.

Buku ini berisi sedikit banyak cerita yang sama dengan buku pertamanya, UnWind, tentang penjemputan anak pungut, Starkey yang dijemput untuk menjalani pemisahan raga.  Anak pungut adalah anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua yang tidak menginginkan mereka di salah satu rumah. Hukum menyatakan bahwa siapapun yang mendapati bayi yang ditinggal di depan rumahnya, diharuskan untuk merawatnya sampai pada hari penyerahan.

Selain itu ada pula anak persembahan, Miracolina, anak kandung yang biasanya diserahkan untuk menjalani pemisahan raga karena yakin dan percaya bahwa itulah takdir mereka. Miracolina percaya bahwa apa yang dia lakukan itu mulia, mulai dari sedari awal bahwa dia dilahirkan sebagai donor sumsum tulang kakaknya yang menderita leukimia dan percaya bahwa pemisahan raga adalah tugasnya selanjutnya.

Ada pula (mantan) polisi Juvey, Nelson yang berniat untuk membalas dendam kepada Connor karena apa yang dia lakukan padanya.

Risa, Hayden dan Trace yang turut membantu perjuangan Connor bertahan dan mewujudkan penghapusan hal yang berkenaan dengan pemisahan raga, karena mereka yakin bahwa mereka juga mempunyai hak untuk hidup secara utuh sebagaimana layaknya anak kandung.

Sedangkan Lev, berada di tempat lain, hidup bersama kakaknya setelah ditolak oleh kedua orang tuanya karena statusnya sebagai penepuk yang tidak menepuk. Dia dan kakaknya – Marcus, turut membantu apa yang diperjuangkan Connor dengan cara yang berbeda.

Cam adalah salah satu karakter baru yang ada pada buku ini, yang kita ketahui bahwa dia adalah hasil dari penyatuan raga yang diambil dari banyak anak yang dijadikan satu secara utuh oleh Roberta, seorang Warga Proaktif.

Original Cover

13545075.jpg

Cover Lainnya

[gallery ids="1234,1235,1237,1236,1233,1238" type="rectangular"]

 

Wednesday, May 25, 2016

"Oleh-oleh" dari BBW 2016

 

loading-wolf3Hahahaha.... pertama kali nih.. bikin post yang ga ada hubungannya dengan review buku...

Meskipun masih ada hubungannya dengan buku juga sih. Kali ini mau ngomongin hasil "rampokan" dari Big Bad Wolf atau yang lebih dikenal dengan singkatannya BBW yang diadakan akhir bulan lalu sampai dengan awal bulan ini.

Kenapa baru bikin post-nya sekarang..hehehe... semua karena beberapa buku baru datang ke alamat saya. :D

Meskipun saya sendiri nggak berhasil datang kesana. beruntunglah ada ibu-ibu peri tak bersayap tak bertongkat sihir yang naik uber dan KRL menempuh lautan massa, yang bersedia saya repotkan. Makasih banyak buat Ren Puspita dan Cypress Ruby.

[caption id="attachment_920" align="alignleft" width="300"]IMG_20160525_085115 Private: India, Invisible dan Private: Down Under[/caption]

Titipan yang didapat Ren waktu itu, beruntung berdasar wishlist yang sudah aku buat sebelumnya, aku pikirkan matang-matang setengah gosong, sambil bertapa dan memilah mana yang saya butuhkan lebih dulu dan yang bisa dibeli lain kali. Tapi, alhasil mendapatkan judul buku yang sedikit, wishlist saya pun ternyata sama panjangnya dengan yang sebelumnya alias tidak ada gunanya. hahaha...

James Patterson adalah penulis yang berada dalam wishlist tetap saya. Makanya, saat dikabari bahwa ada dua buku (Private: India dan Private: Down Under) yang dipamerkan (dan dijual tentu saja) makanya tanpa pikir panjang (meski pada kenyataannya impulse neuron menempuh perjalanan panjang) untuk mengatakan iya. Invisible juga kebetulan muncul di foto yang dikirimkan dan langsung semangat untuk berkata iya. :))

[caption id="attachment_927" align="alignright" width="300"]IMG_20160525_090318 The Watersong #3: Tidal dan #4: Elegy[/caption]

Buku selanjutnya adalah Tidal dan Elegy karya Amanda Hocking. Buku yang berkisah tentang kehidupan Syren (bukan Si Ren). Memasukkan buku ini ke wishlist adalah sebuah keterpaksaan. Saya mendapatkan buku #1 Wake dan #2 Lullaby dengan harga yang lebih murah. Hasil berbelanja di Peri+ di bagian bargain book #tetep. karena buku satu dan dua dari seri The Watersong ini sudah ditangan, maka saya putuskan untuk mencoba peruntungan dengan memasukkan buku lanjutannya di wishlist saya. Tanpa harapan sama sekali, dan ketika ada kabar bahwa buku tersebut ada. Cerahlah hari saya, tidak perlu lagi berburu lagi dari website ke website (karena mustahil mendapatkan buku ini di toko buku yang ada di kotaku tertjintah).

Oke... lanjut!! >.<

Buku selanjutnya..

[gallery ids="931,915,913,918" columns="4" size="large"]

Sand karya Hugh Howey. Buku, seperti halnya Wool yang merupakan omnibus dan sudah diterbitkan di Indonesia, entah untuk buku akan diterbitkan atau tidak. Saya sendiri tidak menyadari adanya buku ini ada di tumpukan foto yang diambil dan dikirim Cypress Ruby saat berada di TKP, saat itulah (drum roll please....) Mas Puji datang bercelana boxer dengan cilok dan kopinya, menyelamatkan keadaan dan saya pun memutuskan untuk turut membelinya juga. :D

Unsouled karya Neil Shusterman. Buku ketiga dari seri Unwind. Buku yang nggak terbersit untuk dibeli. Niat itu muncul ketika foto itu muncul. Kebetulan Unwind sendiri sudah dibaca sejak beberapa tahun yang lalu..tahun yang lalu... tahun yang lalu... (echo) dan Unwholly yang baru terbit beberapa minggu yang lalu...minggu yang lalu...minggu yang lalu...(masih dengan efek echo) yang bahkan belum tersentuh....dan entah Undivided kapan munculnya...(atau semua itu imaji semata).

The Creeps (Samuel Johnson vs. The Devils #3). Ini Racun!! Racun yang ditebarkan para penghuni group...hahahaha...sebenarnya buku satupun masih dalam kondisi segel. Seperti baru, buku kedua dapat murah di bargain booknya Peri+ meskipun versi yang berbeda (dan judul yang berbeda, Hell's Bell) dan karena itulah saya meminta tolong untuk memasukkan buku ini ke keranjang belanjaan.

Starring Tracy Beaker dan Biscuit Barrel, Jacqualine Wilson. Tentu saja, seperti buku lainnya untuk menambah koleksi Jacqualine Wilson saya yang entah sudah dapat berapa banyak (atau dobel) karena dia salah satu penulis yang bukunya saya kumpulkan tapi belum sempat untuk mendata. :D Waktu itu ada boxsetnya juga yang berisi sekitar 10 judul. Tapi karena beberapa judul sudah diterjemahkan dan sudah punya, makanya saya beli yang lepasan saja. (Alasan sempurna untuk berbohong dan berkata kalau duit sudah mepet)

IMG_20160525_084010

Fantasy & Science Fiction, Volume Two.

Pertama kali lihat, di timeline Mbak Truly yang LPM hasil jarahannya ketika datang kesana.

Sambil menyikat dan mengepel lantai yang banjir dengan iler berkepanjangan, saya pun memasukkan buku ini ke daftar titipan meski hanya satu nama yang saya kenal disana, Stephen King, mudah-mudahan buku ini tidak meracuni saya untuk membaca karya penulis lainnya yang ada disini. Sayangnya, hanya ada buku keduanya. Semua sesuai dengan takdir Tuhan. Mungkin saya belum berjodoh dengan buku pertamanya.

[gallery ids="932,926,919,916,914" type="slideshow"]

The First Dragon karya James A. Owen. Buku yang katanya tinggal satu ini masuk ke dalam wishlist abadi saya. Buku pertamanya sendiri sudah terbit di Indonesia. Here, There Be Dragons  diterbitkan oleh Penerbit Matahati sebelum mereka meninggalkan dunia penerbitan Indonesia. The First Dragon merupakan buku ke-tujuh dalam seri The Chronicles of Imaginarium Geographica, dan merupakan buku pamungkas seri tersebut. Selain buku ini, kebetulan saya juga mempunyai buku #3 The Indigo King dan The Shadow Dragons #4 yang saya beli di Yusuf Agency, Yogyakarta seharga Rp30.000,- per buku. Used, but worthed it. Dan dengan semua itu pencarian saya masih berlanjut untuk mendapatkan 3 buku lainnya #2 The Search for the Red Dragon, #5 The Dragon's Apprentice, dan #6 The Dragons of Winter. Oleh karena itu, doakan saya yaaa..... (a la pemain Benten Takeshi)

Michael Vey karya Richard Paul Evans. Satu buku yang berisi dua volume sekaligus, The Prisoner of Cell 25 (#1) dan Rise of the Elgen (#2). Siapa yang bisa menolak dua buku dengan satu harga, atau setidaknya bukan saya :) Berkisah tentang seorang anak pengidap Tourette's syndrome yang ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa.

The Bane Chronicles adalah buku yang masuk mendadak di wishlist saya. Kebetulan saya mempunyai TMI dan TID, dan sebagai salah satu penggemar seri ini. Kurang lengkap rasanya kalau tidak membeli buku ini, buku yang masuk ke Indonesia dengan harga yang lebih murah dari buku terjemahan sekarang ini. Sebelumnya tidak terpikir untuk membeli buku ini, dan bahkan tidak tahu. Tapi sifat kepo-akut saya yang suka menjelajahi tautan referensi yang ada di sebuah halaman, dari website BBW akhirnya membawa saya ke website sponsor event ini yang notabene adalah toko buku online yang berada di Malaysia sana dan menemukan buku ini terpampang disana bersama-sama dengan First Dragon dan Michael Vey di atas.

The Song of the Quarkbeast karya Jasper Fforde. Buku pertamanya sendiri sudah diterbitkan di Indonesia dan kebetulan saya suka sama ceritanya yang ringan dan beberapa nilai moral yang ditanamkan. Tetapi saat saya bertanya kapan buku selanjutnya dan mendapat jawaban "diamati" saat itulah saya berjanji pada diri saya sendiri akan mencari buku selanjutnya. XD

The Gift karya James Patterson. Alasannya sederhana, di rak buku saya yang ada massproduct dan yang ini kebetulan hardcopy. sesederhana itu alasan saya untuk membeli buku dari penulis favorit saya.

[gallery ids="917,923" type="circle" columns="2" link="file"]

The Well of Ascension (Mistborn #2), The Hero of Ages (Mistborn #3) dan A Memory of Light (The Wheel of Time #14) merupakan tiga karya yang ditulis oleh Brandon Sanderson. Istri mendiang penulis The Wheel of Time, Harriet McDougal sekaligus editornya dan Tom Doherty, menunjuk Brandon Sanderson (Penulis Elantris dan Mistborn) melalui TOR untuk melanjutkan kisah yang ditulis oleh Robert Jordan yang meninggal pada saat penulisan buku kedua belas seri ini sekaligus buku terakhir. Akan Tetapi, dengan material yang ditinggalkan oleh Robert Jordan akhirnya mereka memutuskan untuk membagi tiga cerita tersebut dan kesemuanya akan diberi judul yang sama, A Memory of Light. Kemudian rencana itupun dibatalkan dan mereka memutuskan untuk memberikan judul yang berbeda untuk tiga buku terakhirnya, yaitu: The Gathering Storm (terbit 27 Oktober 2009), Towers of Midnight (terbit 2 November 2010), and A Memory of Light (terbit 8 Januari 2013).

Mistborn sendiri sebenarnya trilogi dari trilogi. Trilogi Pertama yaitu The Final Empire, The Well of Ascension dan The Ages of Hero. Seri Wax and Wayne sendiri merupakan kisah transisi dari trilogi pertama ke trilogi kedua. Berikut kutipan dari wikipedia (dalam bahasa inggris)
The original trilogy is the first in what Sanderson calls a "trilogy of trilogies." The original second trilogy was to be set in an urban setting, featuring modern technology, and the third trilogy was to be a science fiction series, set in the far future. Mistborn: The Alloy of Law was set to be a transitional book between the original trilogy and the second trilogy. However, it turned into a fourth series, this time of four books. Sanderson's announcement on August 1, 2012 to write a sequel to Mistborn: The Alloy of Law, titled Mistborn: Shadows of Self, published October 6, 2015, meant Mistborn: The Alloy of Law would not stay a stand-alone novel. However, the series will not take the place of the originally-planned second Mistborn trilogy, but will instead become a spinoff series, with a third book confirmed as Mistborn: The Bands of Mourning and the fourth book under the working title of Mistborn: The Lost Metal.

There is not a scheduled release date for the contemporary trilogy or the science fiction trilogy.

 (Aoyama Gosho dapat saingan sepertinya)

Lanjut lagiiiiii............................

[gallery ids="912,925,911,910" type="columns"]

Henderson's Boys: One Shot Kill, Secret Army dan Grey Wolves karya Robert Muchamore. Buku yang saya titip dadakan ketika melihat judul tersebut dari foto yang dikirim. Buku yang akan saya gunakan untuk menemani The Escape dari seri yang sama, yang lagi-lagi saya beli di bargain book-nya Peri+. Lumayan bisa mencoret tiga dari enam judul yang kurang.

Artemis Fowl and the Last Guardian karya Eoin Colfer. No Reason. Karena penerbit yang menerbitkan seri ini di Indonesia tidak jelas apakah akan meneruskan seri ini atau tidak. Semua masih dalam terawangan, sepertinya.

Earthfall karya Mark Walden. Ini Racun!!! Salahkan Cypress Ruby yang dengan sengaja memamerkan buku ini kepada saya dan dengan sengaja membawanya dengan caption "bawa sajalah siapa tahu berubah pikiran" kata suara hatinya. Buku Mark Walden sendiri yang sudah terbit di Indonesia adalah H.I.V.E. #1-#3. Buku yang berhasil membuat saya terkatung-katung. Baik dari segi cerita dan dari segi harapan saya sebagai pembaca yang terpesona dengan ceritanya. Karena alasan itulah dan informasi dari Goodreads bahwa buku ini buku pertama. Akhirnya racun itu berhasil menginduksi otak saya untuk menyerah kalah. Untuk buku keduanya sendiri sudah terbit dengan judul Retribution pada tahun 2014 dan buku ketiganya yang diharapkan akan terbit pada tahun 2017

Speaker of the Dead, Children of the Mind dan Xenocide karya Orson Scott Card. Jujur, pada waktu IBF kemarin saya melihat Rifda Jilan Sy dan Gita Savitri Putri 'memberitahukan' bahwa mereka membeli buku ini, saya agak sedikit iri XD (Tidak pernah bilang sama mereka..dan disini saya tulis). Buku yang merupakan kelanjutan dari Ender's Game yang sudah dibuat filmnya dan membuat saya penasaran akan kelanjutan kisah perjalanan Ender, meskipun hasil 'penggalian' ilegal membuat saya memiliki ebook dan audiobook-nya, dan sampai sekarang belum saya jamah karena saya tetap lebih memilih untuk memegang buku secara langsung.

Alex Rider series karya Anthony Horowitz yang terdiri dari:

Seri ini sudah lama menjadi incaran. Kebetulan di BookBos sebuah penjual buku bekas yang menitipkan bukunya di beberapa tempat. Saya sering menjumpai seri ini, saya pegang dan saya kumpulkan, meskipun pada akhirnya saya kembalikan karena yang ada dalam benak saya bahwa akan sulit untuk melengkapi seri ini. Tampak seperti hal yang mustahil kan? Saya mengembalikan buku yang sudah dipegang, dikumpulkan (waktu itu hanya ada 4 judul) dan kemudian dikembalikan lagi ketempatnya XD. Tapi, beruntunglah saya, tak disangka saya menemukan buku ini di BBW. Kala itu, kurang buku #1, #4 dan #9. Sedikit sedih karena nasibnya bakalan sama saja, yaitu mencari sisanya di toko buku. Apalagi kali pertama saya dikirimi foto titipan tampak punggung bukunya yang membentuk judul seri ini, kalau saya salah beli versi buku ini. sudah pasti hal itu hanyalah mimpi. Tak disangka Si Adik mengajaknya balik ke BBW untuk beli buku (yang ternyata malah tidak ada) dan di waktu itulah Peri tak bersayap tak bertongkat tapi berkartu kredit itu menemukan tiga buku lainnya......dan buku lainnya juga. Saya terharu... Terima kasih, Mamak.




Oke...saya sudah lama jadi tukang titip ke orang lain, dan beruntung pada masih baik sama saya :D

Menitippun buat saya pribadi ada etikanya buat saya. (Mereka = yang dititipi)

  1. Jangan pernah memaksa mereka mencarikan buku yang kamu mau dan HARUS dapat hanya karena kamu melihat buku itu di foto yang tersebar ditempat lain.

  2. Jangan sampai membuat mereka balik, ketempat yang terlewat dan mengambilkan buku tersebut. Kalo eventnya skala kecil sih ga papa (kayaknya), jangan menyuruh tapi bertanyalah apakah mereka yang di TKP akan balik ke tempat tadi. kalo mereka 'iya', baru boleh bilang apa maksudmu. Tapi kalo mereka bilang 'tidak', itu nasib kita kawan. Jangan dipaksa mereka harus balik, emangnya kita ini siapa... kita itu cuman orang yang kebetulan tidak bisa datang/ malas bagi sebagian orang yang meminta tolong pada orang lain. Kalau ditolak ya, terima aja.

  3. SEGERA BAYAR. Meskipun ga ditagih sekalipun, kalo perlu bayar dimuka (jangan di muka beneran tapi). Mereka bukan tempat pinjam meminjam uang, meskipun bilang nanti pun, kita sendiri harus tanya bisa dibayar kapan tapi jangan sampai mengganggu mereka dengan tanyain totalan tiap jam tiap waktu. Kalian bukan debt collector.

  4. Setelah bayarpun, mereka jangan dicecar dengen pertanyaan "Kapan kirim?", " Udah dibungkus belum?" dll. apalagi kalo intensitasnya ngalahin orang bernafas. Kalian kira mereka itu ga punya urusan apa. Cuman ngurusin titipan kita. Mereka juga butuh refreshing, butuh kerja, menghibur diri, makan dll. Jangan kebangetan deh...udah syukur mereka mau dititipin. Untuk ini saya butuh kaca kayaknya. Dari yang dijanjiin akhir bulan ini atau awal bulan depan akhirnya dikirim Jumat (20062016) kemaren hanya karena ga sabar nyusun Alex Rdernya.. dari yang mau dikirim separo akhirnya dikirim semua sekaligus...wahahaha....

  5. Kalo nitip kira-kira, ya. Jangan kayak saya. Nitipnya sampai kurang ajar...syukur deh titipan saya 11-12 dengan yang saya titipi , jadi nggak terlalu malu. Coba kalo ternyata mereka kesana cuman buat nyariin titipan kita. Eh, tapi ada ding...hahaha..aku sendiri sudah seneng hanya dengan beli buku meski bukan buat sendiri. XD

  6. Fokus, tentukan tujuan. lagi-lagi... jangan seperti saya--- yang tergoda dengan setiap ada foto muncul. Sampai-sampai malu sendiri mau bilang 'nitip itu', 'yang itu masukin keranjang ya', ' mau dong satu', dll.


Gitu dulu... abaikan typo, besok dicek ulag dan dipercantik sana sini meski ga ada yang baca.