Saturday, January 31, 2015

GONE (Dream Catcher #3)

image

GONE. Buku ketiga sekaligus buku terakhir dari seri Dream Catcher karya Lisa McMann. Ketiga bukunya sendiri telah diterbitkan oleh penerbit di Indonesia.

Janie menemukan jalan petunjuk tentang siapa dirinya. Meski dengan cara yang tidak dia duga. Dia harus mulai menerima hadiah kenyataan tentang keberadaan ayahnya dengan cara yang tidak menyenangkan.

Kondisi dirinya akibat kutukan yang dia pelihara punya juga semakin memburuk. Gejala demi gejala mulai berdatangan muncul dan dia pun dihadapkan pada dua pilihan yang harus dia jalani untuk mempertahankan bentengnya hidupnya. Dua Pilihan yang sama buruknya.




Buku ini lebih terasa "emosi"nya dibanding dua buku sebelumnya. Dan pantas mendapatkan apresiasi yang lebih dibanding pendahulunya buku sebelumnya.

Akhir cerita yang sudah bisa tertebak saat membaca judul installment ketiga ini. Hal itu berakibat dengan berkurangnya unsur "kejutan" yang ada di buku ini.

Friday, January 30, 2015

FADE (Dream Catcher #2)

image

Installment Buku kedua dari Dream Catcher besutan karya Lisa McMann yang masih bercerita tentang Janie dan kekasih gelapnya Cabel.

Apabila di buku satu cerita berfokus pada Cabel dan usahanya dalam menggagalkan perdagangan narkoba. Maka pada buku ini Janie-lah yang memegang kekuasaan peranan.

Kisah bermula saat sang kapten menugaskan Janie untuk mengungkap nasi tindak kejahatan pelecehan seksual pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum guru kepada muridnya. Penyamaranpun dilakukan untuk menjebak guru tersebut yang belum diketahui identitasnya.

Di lain pihak, kekuatannya mulai tidak terkontrol dan menghancurkan serta membuatnya khawatir disamping kisah cintanya yang berlanjut ke pelaminan tahap selanjutnya.




Masih menggunakan konsep yang sama meskipun kali ini lebih padat cerita. Bagian yang tiba-tiba muncul seperti ninja membuat kita terkadang harus kembali ke halaman sebelumnya, entah karena memang begini begitu adanya atau faktor terjemahan yang jelek.

Wednesday, January 28, 2015

WAKE (Dream Catcher #1)

image

Buku ini menceritakan tentang Janie, seorang gadis penangkap mimpi (dreamcatcher) yang pada awalnya tidak dia sadari.

Buku yang dimulai pada saat Janie masih kecil sampai pada akhirnya beranjak dewasa dan mandiri. Dengan ibu yang hampir tidak berkontribusi dalam keuangannya kehidupannya, Janie berusaha menemukan penjelasan atas kegilaannya kemampuannya.

Bersahabat dengannya adalah Carrie yang merupakan teman terbaiknya. Ada juga Melinda yang *sensor*, Stu, orang yang disukai Carrie. Hingga pada akhirnya pertemuannya dengan Cable Cabel yang mulai mengejarnya.




Sebuah buku nyentrik yang menggunakan timeline pada buku yang merupakan poin minus untuk buku ini, Awal buku ini membuat bosan, akan tetapi pada akhirnya menarik untuk dibaca setelah setengah buku selesai diarungi.

Saat penulis menggunakan timestamp pada bukunya. Maka yang akan terjadi adalah kekosongan disaat penulis memutuskan untuk memberikan jeda terhadap bukunya.

Poin minus lainnya adalah penulis memberikan "sedikit" cerita mulai pada saat karakter utama masih kecil. Dan untuk buku setipis ini, saya cenderung memilih penulis untuk menggunakan flashback kilas balik untuk menceritakan masa lalu sang tokoh.

Sunday, January 25, 2015

Ben si Penyelundup

image

Kali ini Enid Blyton menceritakan tentang kisah tiga bersaudara yang berlibur selama satu bulan bersama keluarga mereka. Alec, Frances dan Hilary.

Di tempat liburan baru yang mereka tinggali mereka berkenalan dengan Ben atau yang lebih terkenal dengan nama Ben si Penyelundup, Smuggler Ben karena cita-citanya yang ingin menjadi Penyelundup.

Meskipun diawali dengan sebuah ancaman pisau. Akan tetapi mereka pada akhirnya berteman baik dan Ben-pun bersedia menunjukkan rahasianya kepada mereka.

Tak di sangka, tempat yang menurut mereka rahasia, ternyata diketahui oleh orang lain yang memanfaatkan tempat itu untuk kejahatan.

Siapakah mereka? Apakah mereka berhasil mengungkap dan menggagalkan tujuan mereka?




Sebuah kisah klasik yang menghibur dan berhasil mengisi kekosongan hidup waktu. Apalagi dengan tradisi minum teh dan makan kue yang kental dan membuat lapar saat membacanya. Cocok buat anak-anak yang menyukai misteri dan berpetualang.

Saturday, January 24, 2015

Kericuhan di St. Rollo

image

Sebuah karya jadul klasik karya Enid Blyton yang kebetulan penulis favorit selain Alfred Hitchcock.

Kisah tentang sepasang saudara, kakak beradik Michael (Mike) dan Janet yang dijebloskan dikirim orang tuanya ke penjara St. Rollo. Sebuah sekolah berasrama supaya mereka bekerja keras belajar mandiri.

Di penjara sekolah mereka bertemu dengan Thomas Henry William Young atau yang lebih suka dipanggil Tom. Tom adalah anak yang usil dan suka membuat kekacauan kericuhan di kelasnya dan hanya satu guru yang bisa menaklukkannya, Bu Thomas yang sekaligus kepala sipir wali kelas mereka.

Kelas dipenuhi dengan gelak tawa akibat ulah Tom yang membuat Mike dan Janet betah tinggal di sana. Tapi ada satu orang yang tidak menyukai leluconnya dan karena sikap itu, Hugh.

Permasalahan timbul ketika Hugh merasa lelah dengan sikap teman-teman sel kelas yang selalu membully memojokkannya yang akhirnya berdampak dengan perubahan besar pada diri Tom dan teman-temannya.




Sebuah kisah tentang persahabatan yang cocok buat anak-anak dengan bimbingan orang dewasa karena ada hal yang tidak layak ditiru.

Friday, January 23, 2015

Tempest (Tempest #1)

image

Another Time Travel Story with different concept with what I've read before (Sok Inggris biar keren).

Tempest bercerita tentang seorang anak sembilan belas tahun, Jackson Meyer yang bisa menjelajahi waktu. Kejadian bermula saat orang asing masuk ke dalam kamarnya dan menembak dirinya. Dia berhasil melarikan diri dengan berpindah ke waktu dua tahun sebelum kejadian tersebut. Tapi anehnya, apabila sebelumnya dia selalu kembali ke masa dia berasal, kali ini dia terjebak di masa itu kemanapun dia "pergi".

Misteripun mulai terkuak berkenaan dengan identitasnya, kecurigaan siapa sebenarnya ayahnya dan kenapa dirinya memiliki kemampuan seperti itu.

Kejadian demi kejadian membuat dia berusaha untuk memperbaiki masa lalu demi masa depan dirinya.

Berbeda dengan konsep Time Travel yang sudah saya baca lainnya, Julie Cross menorehkan menuliskan hal bahwa apa yang terjadi di masa lalu tinggal di masa lalu tidak akan mempengaruhi masa depan dan hanya para penjelajah saja yang akan berhasil mengingatnya.




Saya suka membaca buku ini, terlepas dari beberapa roman yang menghiasi buku ini, konsep time travelnya mengingatkan saya akan tulisan James Dasher, The 13th Reality. Persamaan keduanya untuk sementara ini adalah hal yang terjadi tidak akan bercampur bersinggungan satu sama lain karena mereka memliki timeline sendiri-sendiri.

The Spook's Curse (Wardstone Chronicles #2)

image

Hahaha,,,, lupa update yang ini karena otak error sibuk (sok sibuk sih sebenarnya).

Buku kedua Wardstone Chronicles yang ditelurkan dikaryakan ditulis oleh Joseph Delaney ini masih membuat saya ngeri takut. Meskipun tidak semenakutkan buku pertamanya ,Spook's Apprentice, buku ini berhasil memaksa membuat saya untuk jangan tidak membacanya di malam hari dan karena saya sendiri penakut sebenarnya.

Berkisah masih tentang Sang Spook tentu saja bersama sang murid dan Alice yang berusaha untuk membunuh Bane. Bane adalah Roh yang hampir mempunyai wujud fisik, yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan menguasai pikiran manusia yang memberikan darah mereka sebagai 'makanan'nya.

Spook yang mempunyai urusan lain, berangkat bersama sang murid untuk menyelesaikan urusannya yang tertunda dengan Bane.

Di lain tempat, Ward terpaksa pulang ke rumah untuk menemui ibunya untuk meminta bantuan.




Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Dibandingkan dengan buku pertamanya, atmosfer buku ini tidak cukup kental apabila dibandingkan dengan buku pertamanya yang membuat saya untuk tidak melepaskannya sampai selesai meskipun ketakutan. hahahaha....

Gaya berceritanya yang lugas dan tidak bertele-tele (menurut saya) sebuah daya tarik tersendiri bagi penulis yang satu ini,.

Wednesday, January 21, 2015

Best of Me

image



Buku lain karya Nicholas Sparks yang berhasil diangkat ke layar lebar.

Berkisah tentang sepasang mantan kekasih yang bertemu kembali setelah 20 21 tahun lamanya berpisah saat pemakaman sahabat mereka semasa masih remaja. Sang pangeran lelaki yang berasal dari keluarga kriminal berantakan dan sang pujaan perempuan yang berasal dari keluarga berada kaya. Keputusan dan kejadian yang terjadi menyisakan membuat banyak hal terjadi, berbeda dengan apa yang mereka pikirkan rencanakan.

Drama roman yang menyentuh dan emosional dengan banyaknya pengorbanan dan perjuangan mereka dalam mempertahankan tembok cinta mereka. Cerita yang ditulis dengan romantis meskipun banyak hal janggal yang tidak diceritakan secara gamblang menyeluruh karena keterbatasan halaman.

Peristiwa yang terjadi setelah pertemuan mereka menjadi poin minus cerita ini. Apalagi karena tidak adanya perasaan bersalah setelah pengkhianatan yang terjadi.

Banyak hal yang ditinggalkan dibiarkan begitu saja mengambang tanpa kejelasan oleh penulisnya.

Sunday, January 18, 2015

The Mum-Minder

image

Lagi! Another story from Jacky.

Kali ini berjudul The Mum-Minder atau yang diterjemahkan menjadi Pengasuh-Mama.

Sadie, tokoh utama yang menjadi anak dari seorang pengasuh anak dan ayah yang jarang ditemui dan tidak diceritakan.

Pada masa liburan sekolah dia diharuskan ditugaskan untuk menulis buku harian tentang kegiatannya selama seminggu. Melihat ibunya yang kesulitan mengasuh anak-anak yang dititipkan, dia yang merasa sudah besar memutuskan untuk membantu ibunya.

Saat ibunya sakit, Sadie mengambil alih tanggung jawab ibunya untuk mengurusi asuhan, adik, dan pun ibunya sekaligus, supaya ibunya dapat beristirahat. Meski begitu, Sadie akhirnya dibantu oleh ibu-ibu yang menitipkan anak-anak mereka secara bergiliran.

Kejadian demi kejadian dan pengalaman baru di alami Sadie dan anak lainnya sampai pada akhirnya ibunya kembali sehat.




Cerita anak-anak dan semakin banyak saya membaca tulisan Jacqueline Wilson semakin merasa stereotype terhadap tulisannya. Tapi sebagai sebuah media untuk menarik minat baca anak, cerita sederhana seperti inilah yang paling cocok sebagai awalan.

Meski begitu ada satu kata "memuakkan" yang dipikirkan oleh Sadie yang saya pribadi merasa agak kasar untuk sebuah cerita anak-anak.

Catatan.
Kisah perjuangan Sadie meskipun hanya seminggu yang ditulis dalam beberapa lembar, cukup berhasil menggugah dan memainkan emosi saya sebagai pembaca.

The Cat Mummy

image

The Cat Mummy bercerita tentang seorang anak gadis, Verity, yang mengatasi permasalahan kehilangan kucing kesayangan ibunya yang bernama Mabel.

Verity tinggal bersama nenek, kakek dan ayahnya. Sedang ibunya sendiri meninggal saat melahirkannya.

Kisahnya dimulai saat Mabel menghilang dari rumah dan hanya meninggalkan muntahan yang diinjak oleh Verity. Hal diluar kebiasaan Mabel inilah yang membuatnya kelabakan kebingungan mencari di mana sang kucing berada.

Mulai dari mencari didalam rumah sampai dengan menempelkan pengumuman di jalan.




Ide cerita dan pengeksekusiannya yang sangat sederhana sangat cocok untuk bacaan anak-anak. Akan tetapi pada akhir cerita Jacky menuliskan tentang pendapat ayah Verity tentang gurunya sebagai sebagian dari penutup cerita yang menurut saya di luar konteks dan sebenarnya tidak perlu karena sama sekali tidak akan merubah jalan cerita.

Girl of Nightmares (Anna #2)

image

Buku ini merupakan sekuel dari Anna Dressed in Blood karya Kendare Blake.

Masih berkisah sedikit tentang Anna Cas dan pekerjaannya sebagai kesatria pemburu pembunuh hantu.

Setelah kejadian di buku sebelumnya yang mengakibatkan Anna menghilang dari dunia ini. Cas merasa dihantui oleh kenyataan ketakutan bahwa Anna masih 'hidup' dan terjebak dimanapun dia berada.

Bayangan Kejadian demi kejadian semakin membuat meyakinkan Cas untuk mencarinya dan menemukannya serta membawanya ke dunia ini.

Di lain pihak, Carmel pun galau bingung dengan kenyataan bahwa dia harus memilih untuk kembali ke kebiasaan kehidupan dia semula yang bebas dari dunia perburuan hantu atau tetap berada di samping Cas dan membantunya untuk menemukan Anna.

Sebuah misteri baru terkuak dan meninggalkan banyak pertanyaan.




Sekuel yang dieksekusi seperti buku sebelumnya dan mengecewakan menurut saya pribadi.

Banyak hal yang tidak dijelaskan secara rapi dan seolah hanya ditulis begitu saja. Seperti berpatokan terhadap garis cerita utama dan tidak mempertimbangkan faktor lain yang membangun cerita ini.

Ide dan konsepnya sendiri cukup bagus akan tetapi karakter dan gaya bercerita belum terlalu kuat, dan nyaris mudah dilupakan tidak meninggalkan kesan sebagai pembaca.

Wednesday, January 14, 2015

Big Nate: Strikes Again!

image

Lagi! Tentang Nate bersama sekutu teman-temannya, Francis dan Teddy.

Berbeda dengan buku sebelumnya yang saya baca sambil tertawa bercerita tentang perjuangannya melawan penjajahan kharisma Artur dan kecantikan pesona Jenny yang membuat Nate gila lupa diri, buku ini berfokus pada Gina. Sahabat Musuh sejatinya dalam segala hal, karena perbedaan prinsip dalam menikmati hidup bersekolah.

Perjodohan Keadaan memaksa mereka untuk menjadi rekan bisnis kerja untuk menyelesaikan tugas gara-gara 'tonsil' dan satu tim Fleeceball (jangan tanya permainan apa itu) karena ceramah guru yang diarungi dialami Nate karena kebaikan pelatih olahraganya.




Jujur saja, buku ini tidak belum berhasil membuat saya tertawa tersenyum karena ceritanya yang lebih manusiawi daripada buku lainnya yang konyol setengah waras.

Tuesday, January 13, 2015

FOUR: A Divergent Collection

image



Yay! Postingan keEMPAT di blog baru saya ini akan membicarakan tentang FOUR: A Divergent Collection.

Buku yang diceritakan dari sudut pandang Four ini sebenarnya merupakan kumpulan curhatan cerita yang terdiri dari 4 cerita utama dan 1 kumpulan tambahan beberapa potongan adegan scene yang berkesan dihatinya.... cieee.....si Four...cieee....yang bertemu pertama kali ciee.....

Cerita pertama dan kedua buku ini menjawab beberapa pertanyaan saya akan buku pertama seri ini, sebut saja Divergent. Tentang 'mengapa', meskipun timbul pertanyaan baru 'apakah' tentang hal yang sama. Yang tidak mungkin saya jabarkan karena mengandung spoiler. Halah...

Saya pribadi cukup puas dengan kumpulan cerita ini karena menguak sisi lain si tokoh utama itu sendiri setajam silet. Dengan gaya bercerita yang singkat, padat dan jelas sehingga tidak membuat pembacanya merasa bosan.

Singkat kata, buat kalian penggemar Divergent atau bukan buku ini tidak akan membuat kalian kecewa seperti yang dilakukan Roth pada buku ketiga bagi sebagian orang.

Monday, January 12, 2015

Klub Detektif: Wajah Seram di Balik Jendela

image

Malam ini saya tutup dengan kisah detektif uzur lawas karya Wolfgang Ecke yang berjudul Wajah Seram di Balik Jendela.

Buku tipis yang jumlah halamannya kurang dari 200 halaman ini sebenarnya memuat 20 cerita pendek (bahkan ada yang hanya terdiri dari 2 halaman) dan mengajak pembacanya turut serta 'bermain' bersama sang penari penulis. Di akhir setiap cerita yang ada, akan ditutup dengan sebuah pertanyaan berkenaan dengan kasus tersebut.

Buat anda yang lebih memilih memecahkan misteri tersebut sendiri, semua petunjuk telah ditulis oleh Ecke di masing-masing kasus. Tapi buat anda yang malas berpikir tidak sabar, jangan khawatir. Jawaban kasus-kasus tersebut dapat dibeli dicontek disalin disertakan di bagian belakang buku sehingga anda tidak akan mati penasaran.

Jadi, siapkan catatan anda dan rasakan ketegangannya!

Sunday, January 11, 2015

TID #3: Clockwork Princess

image



Akhirnya... setelah sekian lama ditumpuk tertahan di antrian buku, punya waktu juga untuk menyelesaikan buku yang sudah sempat dibuka dan dibaca sedikit tahun lalu.

Yup, sesuai judul post curhatan saya diatas, Clockwork Princess adalah buku ketiga dari seri The Infernal Devices buah tangan karya dari Cassandra Clare. Sebenarnya buku ini sendiri sudah cukup lama terbitnya di negara aslinya sana (iya... disana, jangan tanya dimana). Akan tetapi, baru diterbitkan tahun lalu, 2014 setelah pejabat yang berwenang penerbit yang memegang hak cipta seri ini di Indonesia bangkit dari kubur tidur panjang. Tapi meski begitu, saya berterima kasih karena diputuskan untuk dilanjutkannya di bawah bendera perusahaan penerbit yang baru. :D

Cukup. Balik ke bukunya.

Seperti halnya buku pamungkas ketiga saudaranya, The Mortal Instruments, Cassie (sebut saja begitu) berhasil menutup menamatkan seri ini dengan cukup apik dan memuaskan.  Permainan emosi yang diguratkan ditorehkan dicurhatkan dituliskan dengan sukses mempermainkan sisi kemanusiaan pembacanya. Padahal di awal saya sempat merasa ngantuk bosan karena perkembangan cerita yang terjadi tidak terlalu kentara. Aksi dan reaksi yang terjadi di buku ini juga cukup menegangkan dan tidak sabar untuk membalik halaman berikutnya.

Tapi meskipun begitu, buat saya pribadi klimaks yang terjadi membuat otak berpikir 'udah?gitu doang?' hanya karena sebuah kejadian yang ditulis setelah kejadian yang menakjubkan tidak cukup sukses menggambarkan kerakusan imajinasi saya. Syukurlah, anti-klimaks ditulis dengan mengesankan sehingga menutupi hal itu.

Greets!

Akhirnya menjadikan wordpress sebagai pelarian karena situs blogspot sebelah rumah tidak bisa dibuka dengan koneksi kantor. Hahahahah... Sebenarnya sayang berpindah kesini karena dulu sudah berusaha mati-matian semaksimal mungkin supaya blognya keren menurut saya.

Di blog ini saya akan curhat menuliskan tentang apa yang saya rasakan (jiah... bahasanya) tentang hati film, tv series, buku dan hal lain yang saya alami di kehidupan saya yang fana ini #plakkk

Mudah-mudahan disini lebih sering update dikarenakan kesibukan kemalasan saya yang terkadang nggak ketulungan. Terutama soal buku yang menjadi hobi utama saya saat ini.

And let's the magic begins!!

image