Saturday, July 4, 2015

Half Wild (Half Bad #2)

11325426_1610398309230468_536407076_n

Half Wild (Half Bad #2)

Balik lagi bersama saya, Weirdo.

Kali ini saya akan menulis tentang buku yang baru saya baca beberapa hari yang lalu. Half Wild karya Sally Green.
Pertempuran di depan mata, kematian tidak dapat dihindari.

Siapa yang akan jatuh? Siapakah yang akan bertahan.

Half Wild sendiri merupakan buku kedua dari trilogi Half Bad (yang sudah saya ulas disini pula) yang bercerita tenang seorang Bastar, yaitu penyihir yang merupakan keturunan dari penyihir hitam dan penyihir putih bernama Nathan.




Nathan yang kini telah berulang tahun dan diberikan tiga anugerah oleh sang ayah, Marcus, yang merupakan penyihir hitam yang ditakuti di seluruh kalangan penyihir karena sudah banyak orang yang menjadi korbannya demi merampas anugerah mereka.

Di lain pihak, Dewan mengalami kegoncangan akibat peristiwa lolosnya Nathan, perebutan kekuasaan dimulai. Para Pemburu dikerahkan untuk membunuh para penyihir hitam, Soul yang kini memimpin dewan juga berusaha untuk menguasai dunia penyihir.

Pergerakan untuk menghalangi tindakannya tersebut muncul. Persekutuan antara Penyihir Hitam dan Penyihir Putih dibentuk. Orang-orang yang lebih percaya dengan keseimbangan mencoba mencari jalan untuk menggagalkan upaya Soul. Marcus, penyihir yang dikenal paling hitam diantara yang hitam pun diharapkan turut serta dalam persekutuan tersebut. Dengan mempergunakan Nathan untuk membujuknya.

Apakah rencana mereka akan berhasil? Dan siapakah yang berkhianat diantara mereka?




Masih berpusat di seputar Nathan, akan tetapi kali ini dengan alur yang teratur bila dibandingkan dengan buku sebelumnya yang mencoba merangkum kisah dari saat dia kecil sampai saat dia besar dan memperoleh anugerah. Petualangannya berlanjut ketika anugerah telah dia terima, akan tetapi sampai pada sepertiga buku pertama saya sendiri bingung dengan kisah yang akan dituliskan. Selain permasalahan dengan Pemburu. Keinginanannya untuk mendapatkan Annalise kembali juga sudah terkabul. Tapi pada saat itulah muncul permasalahan baru.

Konflik yang terjadi tidak cukup memuaskan buat saya pribadi. Apalagi dengan akhir yang menggantung dan tidak terasa klimaksnya. Ceritanya sendiri mengalami perkembangan dibandingkan dengan buku satu. Apakah ada informasi dari buku satu yang ikut membangun dunia di buku dua? Ada. Meski saya tidak bisa bilang banyak hal yang dikemukakan ulang. Suasana buku ini sendiri padahal bisa dibilang sudah berhasil mengurung saya dalam kekelaman saat membacanya, meski dalam kadar yang masih tipis. Berkali-kali saya ingatkan pada diri saya kalau setting buku ini ada di daratan Eropa, bukan Amerika.

Banyak tokoh-tokoh baru yang dimunculkan pada buku ini, mendampingi tokoh lama dari kedua sisi penyihir dalam penceritaannya. Apakah mereka memegang peranan penting dalam trilogi ini? Kita lihat saja nanti. Karena salah satu tokoh (yang bagi saya) cukup kuat dalam pikiran, ternyata pergi begitu saja tanpa adanya kesan dan emosi yang ditinggalkan. Bertentangan pada saat sebelumnya yang hampir membuat saya menitikkan air mata. Hahaha....

Tidak sabar untuk segera merampungkan trilogi ini karena ending-nya yang...ya..gitu deh... padahal dari segi penulisan, buku ini cukup ringan untuk dibaca.

Silakan baca juga:

[caption id="attachment_263" align="alignnone" width="300"]IMG_20150412_125430 Half Bad[/caption]

(Klik pada gambar)