Tuesday, June 23, 2015

City of Fallen Angels, City of Lost Souls, City of Heavenly Fire (The Mortal Instruments #4, #5, #6)

11356524_644454178988798_1221806819_n

Hahahaha.....hahahaha...... #gubrak

Maaf, otak saya sedikit berasap. #plakk

Kali ini saya bermaksud untuk corat-coret untuk tiga buku sekaligus. City of Fallen Angels, City of Lost Souls dan City of Heavenly Fire, tiga buku terakhir dari seri The Mortal Instruments.

Jujur, saya bingung. Apakah saya akan menulis cerita singkat buku berkaitan atau menulis pendapat saya langsung. Dan.... saya akan menuliskan langsung saja karena tidak ingin mengurangi keasyikan bagi yang belum membaca seri ini.

City of Fallen Angels
Seru! Melanjutkan cerita yang ditinggalkan setelah pertempuran pertama yang diakhiri dengan kematian Sebastian. Masih seputar kehidupan dan kisah percintaan seputar Clary dan Jace. Pertarungan dengan Lilith yang menuntut hak sebagai akibat akan apa yang dilakukan Clary terhadap Jace pada buku sebelumnya.

City of Lost Souls
Buku ini merupakan buku yang paling membosankan untuk seri ini. Lebih dari setengah bukunya sendiri pun membuat saya bosan dan hampir membuat saya melemparkan buku ini (hanya pura-pura). Untung saja, bagian akhirnya ditutup dengan cerita yang mendebarkan dan seperti menjadi gerbang pembuka buku keenamnya. Sayang meski begitu tidak cukup untuk membuat saya senang karena hampir seperti membuat saya sia-sia menghabiskan waktu untuk membaca beberapa bagian buku ini.

City of Heavenly Fire
Setelah menahan diri cukup lama (melupakan lebih tepatnya) sejak penerbitan buku ini di Indonesia. Akhirnya saya berhasil membaca buku ini. Ukuran font yang tidak bisa dibilang besar yang dipakai pada buku ini, ternyata tidak mengurangi petualangan saya karena ceritanya yang sangat menarik sedari awal. Atmosfer buku yang sangat kental dicampur aduk dengan permainan emosi yang Cassie torehkan. Begitu banyak aksi dan informasi baru mengenai dunia pemburu bayangan dalam buku ini. Koneksi yang dibangun dengan The Infernal Devices yang merupakan bumbu tersendiri dan salah satu daya pikat lain seri ini (but I want more). Bahkan sampai halaman terakhir rasa bersemangat dan efek dari buku ini masih terasa, meskipun ada beberapa hal yang dibiarkan tetap menjadi misteri. Bertahan selama berjam-jam untuk menyelesaikan buku ini terbayar sudah melepas kekecewaan saya terhadap buku sebelumnya. Dan dengan ending yang seperti itu, you got me! #halah #sokinggris

Seperti yang sudah-sudah pendapat saya tentang tulisan Cassandra Clare tidak berubah. Well-written, well-executed, ringan untuk dibaca dan ada hal menarik di setiap kata-katanya yang menyihir dan membuat saya betah untuk menyelesaikannya.

Okay, that’s all. I’m definitely lost in words to describe it.

No comments:

Post a Comment