Tuesday, March 3, 2015

Koyasan

image

Koyasan

Seorang gadis kecil yang takut dengan hantu seperti saya. Saat teman-temannya bermain di seberang jembatan dia hanya bisa melihat mereka tertawa-tawa bahkan untuk menyeberangi jembatan saja dia tidak berani. Dia merasa bahwa jembatan tersebut penuh dengan hantu-hantu yang menakutkannya. Sebenarnya dia pemberani dalam hal lain, sangat sopan dan suka menolong. Tapi saat berhubungan dengan hantu, dia lebih memilih untuk tidak berurusan dengan mereka.

Hingga suatu hari, adiknya, Maiko yang pada awalnya bersikeras mengajak Koyasan ke kuburan diajak Koyasan untuk pergi ke air terjun yang jaraknya dua jam perjalanan dan melupakan keinginannya tadi. Dalam perjalanan pulang Maiko tiba-tiba langsung berlari ke arah kuburan itu setelah dibentak Koyasan karena kerewelannya. Mengira adiknya akan menyusul langkahnya yang didapatinya adalah suara sunyi tempat tersebut.

Salah seorang penduduk, menemukan Koyasan yang akhirnya bercerita mengenai Maiko yang hilang. Sesaat kemudian Maiko berjalan menyeberangi jembatan menghampiri Koyasan. Dia pun akhirnya merasa lega dan senang, sampai pada akhirnya menyadari bahwa adiknya tersebut tampak kosong tidak berjiwa. Orang tua Koyasan kemudian memanggil Itako, seorang wanita tua yang diharapkan bisa menyembuhkan Maiko. Itako-pun akhirnya menyerah, tidak sanggup menyembuhkan Maiko sembari memberi sandi kepada Koyasan bahwa dialah yang bisa mengambil arwah adiknya yang diambil oleh para hantu dan harus dilakukan malam itu juga.

Dengan tekad untuk menyembuhkan adiknya seperti sedia kala, Koyasan mengumpulkan keberanian untuk menyeberangi jembatan dan menghadapi hantu-hantu tersebut. Akankah Koyasan berhasil mengatasi ketakutannya dan mengambil arwah adiknya yang diambil oleh para hantu itu?




Sebuah buku karya Darren-shan yang pertama kalo saya baca. Buku bergenre "sedikit horor" ini lumayan memikat hati minat saya. Terlepas dari jumlah halaman yang sedikit, buku ini ditulis dalam tempo yang cepat, tidak berkesan dipaksakan dalam penulisannya dan gaya berceritanya pun menarik untuk diikuti.

Kali pertama membaca judul dan melihat cover buku versi terjemahan pikiran saya langsung terbang melayang ke Jepang, Jembatan melengkung yang khas dan kuno, suasana pekuburan yang lengkap dengan batu nisan. dengan pepohonan yang rimbun dan tradisi yang sangat kental.

Buku ini sangat cocok buat penggemar cerita yang ringan (setelah membaca buku yeng menguras otak).

3 comments: