Monday, April 27, 2015

Paper Towns

IMG_20150329_104244by John Green

Margo Roth Spiegelman

Gadis yang menarik bagi orang yang mengenalnya, populer di kalangan sekolah dan menjadi idola bagi sebagian temannya. Termasuk Quentin Jacobson (atau yang dipanggil Q oleh kedua teman dekatnya).

Quentin dan Margo adalah teman di masa kecil, selain rumah mereka yang berdampingan juga karena mereka sebaya dan kamar tidur dengan jendela yang saling berhadapan. Akan tetapi hubungan pertemanan mereka merengang sejak mereka menemukan sesosok mayat saat mereka bermain waktu masih kecil. Margo dengan ketertarikannya terhadap mayat tersebut dan Quentin yang merasa ketakutan pada saat itu, sampai pada akhirnya Quentin diberitahu orang tuanya untuk membatasi hubungannya dengan Margo kecil karena ‘keunikan’nya.

Setelah bertahun-tahun berlalu, Q masih suka mencuri pandang untuk melihat Margo karena memang dia menyukai gadis itu meski bertepuk sebelah tangan. Kehidupan mereka sampai dengan SMA mereka hanya sebatas bertegur sapa dan berbicara seadanya semenjak kejadian di masa kecil mereka.

Malam itu, tiba-tiba Margo dengan kegilaannya meminta bantuannya untuk melaksanakan misi-misinya. Dengan melompati jendela kamarnya dan mengagetkannya. Mereka pun berkendara untuk melaksanakan entah apa yang ada di otak Margo, meskipun senang tapi sekarang dia menyadari bahwa dia tidak begitu mengenal gadis yang diam-diam dikaguminya itu, dan dia pun menyadari semakin dia tidak mengenal gadis itu semakin dia ingin mengetahui apa yang ada diotaknya.

Apalagi saat dia pergi entah kemana dan hanya meninggalkan petunjuk, semakin besar keinginannya untuk mencari keberadaannya dan menemukannya.




Another John Green’s books..

Setelah terlena dengan kisah The Fault in Our Stars (abaikan filmnya) yang membuat saya...ehm...mata saya berkeringat, dan kekecewaan akan an Abundance of Katherine dengan ke-OCD-annya dan “kebetulan” yang berlebihan akhirnya saya membaca judul ini hanya karena filmnya yang akan diputar pada tahun ini.

Ceritanya sederhana, bisa dinikmati dan memberikan keseruan di beberapa bagian, terutama saat acara yang terjadi di malam saat Quentin berlarian kesana kemari membantu Margo menjalankan misi-misinya.

Mengangkat kehidupan sehari-hari pelajar SMA, kenakalan, persahabatan dan pergaulan mereka. Tapi dibalik itu semua ada cerita menarik tapi cenderung kelam buat saya pribadi. Kisah kehidupan Margo yang misterius dan tidak bisa ditebak.

Terus bagian mananya yang menarik buat saya? Saya tidak tahu. Mengangkat tema kehidupan remaja memang menarik tapi tidak lebih dari itu. Setiap orang punya permasalahan, rahasia dan cara mereka untuk melewatinya. Selain itu saya tidak bisa menemukan hal yang akan mengingatkan saya terhadap cerita yang ada di buku ini. Mungkin saat inilah saat yang tepat bahwa ‘buku ini bukan buat saya’. Dan hal ini terbukti dari kebuntuan saya menulis. Hahahaha... #ngeles

No comments:

Post a Comment