Erebos: enter the game and prepare to die. Sebuah buku yang mengangkat RPG sebagai konsep utama. Permainan yang akan memaksamu membuatmu rela melakukan segala hal untuk maju bertahan.
Dalam permainan bertema petualangan ini, pemain diharuskan memilih ras diantaranya vampir, kurcaci, manusia, dark elf, dan bahkan barbar. Pertemuan dengan Si Orang Mati akan mengawali perjalanan dan si Pembawa Pesan yang akan "membantu" dalam memberi imbalan atas usaha kalian serta memenuhi permintaan pemain. Tidak lupa gnome yang akan memberi kalian jawaban dan membuatkan nisan kalian. Rasa ingin tahu dan penasaran akan membuat kalian mati.
Misteri asal mula permainan ini mulai terungkap satu persatu dengan dibantu oleh kelompok gamer dimana cewek yang ditaksir, Emily, bergabung. Konflik demi konflik terjadi yang berujung pada terbongkarnya semua realita yang ada.
Apa sebenarnya Erebos? Kenapa dan apakah yang menyebabkan semua ini terjadi? Apakah Nick akan berhasil menyelamatkan teman-temannya?
Ursula berhasil membuat karya yang memproses mencampuradukkan antara kenyataan dan permainan. Gaya berceritanya sendiri yang
Perpaduan antara misteri dengan sedikit bumbu horor, petualangan dengan sedikit teka-teki adalah poin tambah buku ini. Tak lupa disisipkan roman sebagai pelengkap meskipun bukan sebagai hidangan utama. Apalagi dengan gaya bercerita yang lugas dan tidak bertele-tele berhasil membangun atmosfer yang kelam dan menegangkan di setiap kalimat yang digoreskan.
Dalam hal ini Ursula juga memperlihatkan bahwa game juga bisa membuat kecanduan dan menjadi pemisah dengan dunia nyata dan kehidupan sosial mereka serta berpengaruh dengan emosional pemain, tak jauh beda dengan pengaruh minuman keras ataupun zat adiktif. Memutar balikkan dunia di mana mereka berada dan memaksa membuat para pemain rela melakukan apa saja untuk mendapatkan "kesenangan" mereka.
Saya merasa puas dengan semua hal yang ada, meskipun beberapa bagian masih terkesan menggantung.
Kebanyakan kata yang dicoret itu kang, sudahlah biarkan hatimu bicara, jangan ditutup-tutupi seperti itu. Okay?
ReplyDeletesengaja kok mas. semua saya tulis seadanya. dicoret bukan berarti nggak mengakui. hihihi
ReplyDeletesaya coret berarti penekanan sebenarnya sebelum diperhalus. hehehe
[…] pertama kali membaca blurb yang ada, terpikir Erebos karya Ursula Poznaski (silakan baca di sini) yang kental dengan suasana RPG. Saya mengira akan menemukan cerita serupa pada buku […]
ReplyDelete