Friday, February 27, 2015

Kasus Hilangnya Batu Zamrud (Maisie Hitchins #2)

image

Kali ini mau bahas buku anak lagi, tulisan Holly Webb yang buku pertamanya sempat saya coretkan beberapa waktu lalu.

Maisie Hitchins, gadis kecil yang bercita-cita menjadi detektif kali ini berkutat dengan kasus hilangnya kalung milik teman Miss Lotie Lane (yang merupakan salah satu penghuni kamar yang disewakan oleh nenek Maisie) yang bernama Sarah Massey.

Sarah Massey yang bertamu ke tempat Lotie Lane menangis sambil bercerita bahwa dia akan menikah dengan salah satu penontonnya, yang ternyata adalah seorang Duke. Sebuah kabar gembira? tentu saja. Akan tetapi ada hal yang membuat Massey sedih dan menangis ketakutan.

Kasus dimulai saat hilangnya kalung yang diberikan oleh Duke tersebut berliontinkan batu zamrud. Kalung tersebut pada awalnya disangka imitasi oleh Sarah tapi pada kenyataannya adalah batu zamrud asli bernilai mahal, Kalung tersebut juga merupakan benda yang diberikan turun temurun oleh keluarga Duke tersebut untuk mempelai wanita yang digunakan saat mereka menikah,

Penyelidikan Maisie dibantu oleh Eddie, anjing yang diselamatkannya pada buku pertama. Ternyata, sang pelaku juga membuat jebakan-jebakan lain untuk Massey saat penyelidikan berlangsung. Petunjuk demi petunjuk Maisie kumpulkan temukan. Sampai pada akhirnya dia menemukan pelakunya. Yang ternyata adalah ...




Saya suka buku anak.

Bahasanya yang sederhana dan penceritaan yang tidak bertele-tele, sederhana sehingga tidak terlalu menguras pikiran untuk anak-anak. Begitu halnya dengan buku ini.

Apabila pada buku pertamanya mungkin sedikit membingungkan bagi anak-anak karena penyelesaiannya yang tidak terlalu jelas, kali ini Webb berhasil menyuguhkan cerita dengan bertahap sampai saat klimaks. (Ditambah dengan akhir yang menantang menyenangkan bagi Maisie :P)

Ignite Me (Shatter Me #3)

image

Dear, Juliette Cewek plin-plan

Sebenarnya aku nggak tahu musti ngomong apa sama kamu dan takut karena dirimu yang suka labil mendadak, tapi aku beranikan juga akhirnya. Maaf kalo tulisan ini sedikit ngaco, karena memang inilah yang aku rasakan tentangmu. Yup, plin-plan... entah kenapa aku merasa pendirianmu mudah goyah, kalo alasannya karena kamu manusia dan seorang perempuan bisa sedikit aku maklumi, meskipun pembelaanmu itu nggak kreatif tetap aja kamu itu kurang yakin sama pendirianmu. Sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah hampir melemparkan dirimu ke jalan depan rumahku (yang ini mungkin aku dramatisir :D). Hampir tiap waktu lho, nggak ada hitungan hari malah... ketika kamu ngambil keputusan A tapi karena ngeliat reaksi yang lain, kamu jadi bimbang, ragu dan nggak yakin sama apa yang sudah kamu pikirkan sebelumnya. please, deh.... kamu tuh bukan bulu burung yang ringan dan suka kebawa angin. Meski aku akui akhirnya kamu sedikit berubah (cuman sedikit, ga usah GR), tapi aku apresiasi hal itu.... sekali lagi, meski cuman sedikit banget.

Dear, Juliette Cewek maruk

Kamu pikir hati cowok bisa dimainin? Apalagi oleh cewek sepertimu. Manfaatin kelemahan dan ketidakberdayaanmu untuk tempel sana tempel sini. Macam cicak aja kau ini, yang mendekati mangsanya diam-diam terus memakannya...(meskipun nggak kamu makan juga lah) dalam hal ini kamu kecewakan mereka, kamu hancurkan hati mereka. Jijik tahu nggak? Kalo memang kamu cuman butuh teman ya jangan berikan mereka harapan yang lebih. Emang bener bukan aku yang kamu kecewakan, tapi sebagai sesama manusia yang PUNYA perasaan, ngeliatnya aja bikin muak. Kamu kira kami barang yang bisa diganti siapa saja yang kamu mau?

Dear, Juliette Cewek lebay

Kamu tuh ya... bersikap biasa dikit bisa nggak? Kamu pikir kamu itu matahari? Yang dikelilingi planet-planet dan menjadi pusat galaksi kita ini. Kamu pikir kamu tuh yang paling sengsara di dunia ini? Yang paling sedih dan paling suci? Kamu tuh cuman cewek yang menyedihkan tahu nggak. Ngaku-ngaku keluarga tapi yang kamu pikirin cuman kamu, kamu dan kamu. Egoisnya ga ketulungan, apalagi saat kamu merasa seolah-olah dunia akan hancur bila kamu sedih. Terus yang kamu lakuin di gedung itu... Apa-apaan itu! Sok-sokan menguasai orang lain, blah....omong kosong. Nguasai diri sendiri aja bbutuh bertahun-tahun....lha ini?!?


Dear, Juliette Cewek ga penting

Rasanya cukup ini saja lah. Dibaca syukur, ga dibaca ya udah. Nulis ini juga cuma buat ngebuang waktu luangku kok... ga usah mikir kalo aku nulis ini KHUSUS buatmu..

Tepat dugaan anda!

Diatas saya menulis curhatan saya untuk tokoh utama IGNITE ME yang merupakan buku ketiga dari trilogi SHATTER ME yang ditulis oleh Tahereh Mafii yang merupakan buku pamungkas.

Juliette dan Warner merencanakan untuk melakukan kudeta, setelah Julliette yang berhasil sembuh dari tembakan Anderson dan dirawat oleh Warner yang di bantu oleh dua penyembuh. Juliette akhirnya keluar dari persembunyian dengan dibantu oleh Warner tentu saja dan bertemu dengan Kenji yang membawanya untuk menemui penduduk penghuni Omega Point yang tersisa masih hidup setelah serangan Anderson ke tempat itu.

Rencana baru yang akhirnya membuat Adam naik pitam selain karena persekutuan yang dilakukannya dengan Warner yang berniat membunuhnya, juga karena perasaan cemburu karena dia masih mencintai gadis itu pada saat itu

Apakah yang akan terjadi dan berhasilkah mereka membunuh Anderson?




Akhirnya..... selesai juga siksaan buku ini terhadap saya :D

Mencoba bertahan dengan mengikuti buku ini sampai akhirnya. Dan dengan bangga saya menyatakan bahwa (drum roll, please) SAYA SELESAI. Dengan mengharapkan akhir dari cerita yang memuaskan hati dan pikiran tapi yang saya dapatkan akhir cerita yang "udah, gitu aja? oke".

Ada dua hal yang menarik rasa ingin tahu saya dan membuat saya tidak sabar segera menyelesaikan buku ini, yaitu apa yang terjadi antara Warner dan Adam iykwim dan berhasil tidaknya mereka membunuh Anderson. Setelah sampai ke halaman 400 dan belum ada tanda-tanda jawaban atas apa yang saya cari, harapan saya pupus hilang dan siap-siap menelan kekecewaan. Roman yang terjadi di antara mereka ber-empat ber-tiga juga, seperti sinetron Indonesia dengan Cewek Galau sebagai center point-nya.

Perkembangan ceritanya sangat amat mengecewakan buat saya pribadi. Ketegangannya juga sangat minim, aksi yang bahkan sampai mendekati akhirpun tidak kentara. Semua seolah ditulis begitu saja supaya cepat selesai, fokus cerita pun lebih berpusat pada kisah percintaan si Cewek (pura-pura) Lemah dan bukan ke perjuangan kelompok itu demi sebuah kebebasan yang saya kira menjadi poin utama trilogi ini.

Monday, February 23, 2015

The Casual Vacancy

image

Akhirnya.....

Sebuah perjuangan pun berakhir di halaman terakhir (yang tidak tampak kalau sudah selesai sebenarnya).

The Casual Vacancy (Perebutan Kursi Kosong) adalah karya J.K. Rowling pertama setelah lepas dari bayang-bayang kesuksesan Harry Potter (meskipun sampai sekarang masih terpatri J.K. Rowling = Harry Potter).

Langsung saja....

Barry Fairbrother meninggal!!

Sebuah kabar yang mengguncang dan menghebohkan para penduduk Pagford. Barry Fairbrother sendiri adalah salah seorang yang duduk di Dewan Kota Pagford. Menjadi pembimbing Kelompok Dayung di salah satu sekolah, dan mempunyai perhatian lebih kepada para penduduk Fields.

Fields adalah sebuah pemukiman kumuh yang ada di Pagford yang dihuni oleh keluarga yang "dianggap" berantakan oleh sebagian penduduk Pagford. Berseberangan dengan Barry, Howard Mollison, Ketua Dewan Kota yang berpendapat bahwa Fields harus dilepaskan karena menimbulkan citra yang tidak bagus bagi Pagford yang dianggap sebagai pusat alam semesta.

Perebutan kekosongan kursi yang ditinggalkan Barry-pun menjadi hal yang penting. Apakah penggantinya merupakan sekutu warga Fields atau musuh bagi mereka.

Tetapi dampak yang ditimbulkan Barry tidak hanya itu saja, mulai dari perubahan Krystal Weedon yang kehilangan penuntun dan dihadapkan dengan kenyataan bahwa ibunya, Terri yang seorang pecandu dan pelacur, hampir kehilangan hak asuh atas adiknya, Robbie.

Parminder Jawandar, seorang dokter yang sama-sama duduk di Dewan Kota dan merupakan sekutu Barry. Tidak lupa Sukhvinder putrinya (yang dicap sebagai kegagalan) yang merupakan korban bullying di sekolahnya, terutama oleh Stuart Wall a.k.a. Fats yang merupakan anak dari Colin dan Tessa Wall, Wakil kepala sekolah dan guru pembimbing konseling di sekolah tersebut.




Tulisan diatas hanya sepenggal dari cerita dan masalah yang mewarnai Pagford.

Saya pribadi membaca buku ini dengan kandungan "penuh kebetulan". Konflik yang terjadi tidak semata-mata akibat kematian Barry, banyak hal yang sebenarnya terjadi sebelum kematiannya (seperti masalah Sukhvinder dan Gavin-yang diatas tidak saya singgung) akan tetapi 'kebetulan' memuncak pada saat yang sama, Belum lagi pengertian "Kota" yang sebelumnya setidaknya saya berpikiran seluas kota yang saya tinggali saat ini, Solo (salah saya sebenarnya), tapi setelah membaca maka gambaran di otak menjadi lebih kecil lagi dan jarang penduduknya (dibawah 40KK mungkin) karena 'kebetulan' mereka mengenal satu sama lain dan 'kebetulan' saling berhubungan dan hal tersebut jelas terlihat pada saat klimaks.

Dari segi cerita, buku ini terasa lepas dari judulnya. Memang benar, fokus utama ceritanya tentang perebutan kekuasaan (dengan kursi dianggap sebagai simbol sama seperti di Negara kita) tapi dalam eksekusinya saya lebih melihat bahwa permasalahan sehari-hari lebih mendominasi seperti gaya hidup, seks, permasalahan penikahan, bullying, dan semacamnya. Karena itulah bisa kita singkirkan masalah politik yang ada karena tidak berasa intensitasnya yang merupakan alasan utama saya menunda membaca buku ini bertahun-tahun.

Buku ini menyoroti permasalahan yang sebenarnya sering terjadi di sekitar kita meski penyelesaiannya terasa hambar (lagi-lagi masalah Sukhvinder), percintaan Gavin yang dianggap angin lalu oleh Rowling menurut saya, Kisah Fats yang membuat saya memikirkan bagaimana Tessa dan Colin mendidiknya, belum lagi ketidakjelasan cerita yang membuat saya kehilangan arah akan identitas buku ini. Tapi, satu hal yang bisa saya ambil dapatkan dari buku ini, yaitu "Kita bertanggung jawab terhadap tindakan kita dan konsekuensi atas tindakan tersebut datang bersamaan dengan keputusan yang kita ambil".

FYI, Saat coretan ini diturunkan digoreskan, Seri adaptasinya (dengan judul yang sama) yang merupakan hasil kerjasama BBC UK dan HBO US sudah keluar 2 dari 3 bagian yang direncanakan.

Wednesday, February 18, 2015

The Revenge of Seven (Lorien Legacies #5)

image
Delapan terbunuh dibunuh.
Lima berkhianat.
Sepuluh diculik.
Sembilan merasa bersalah.
Empat berjuang.
Enam terdampar.
Sam berhasil diselamatkan.
Adam bergabung.
Malcolm bertemu anaknya.
Sarah bertemu kekasihnya.

Enam, Tujuh dan Sembilan terpisah dari kelompoknya. Mencari jalan untuk berkumpul lagi dengan Empat. Rasa marah Tujuh memenuhi pikirannya saat ini. Hanya satu tujuannya, membalaskan dendam Delapan yang telah dibunuh Lima yang berkhianat.

Sementara itu, di lain tempat, Empat bersama Sarah, Sam, Adam dan Malcolm juga mencari cara untuk berkumpul dengan kelompok lainnya. Visi Empat tentang Sepuluh, Lima dan Delapan membuatnya khawatir. Apakah itu hanya mimpi belaka, atau pusakanya yang lain telah muncul.

Di lain pihak, ketidakpercayaannya terhadap Adam, sang Mogadorian sejati yang berkhianat terhadap rasnya terus membuat Empat waspada. Mogadorian yang memiliki pusaka Satu yang sudah lama terbunuh.

Dibantu oleh ayah Sam, Malcolm. Mereka mencari cara untuk bertahan dan menggagalkan infansi Sétrakus Ra ke bumi. Hingga pada akhirnya Adam menyarankan untuk menyerang pemukiman yang diduduki oleh Mogadorian untuk menyabotase jaringan komputer mereka.

Kelompok Enam yang menemukan informasi baru tentang markas Mogadorian di sekitar tempat mereka berada dan karena dirasakannya keberadaan jasad Delapan memutuskan untuk mendatangi tempat itu.

Tanpa Empat sadari ada pihak yang turut serta mengintai markas Mogadorian di tempat lain yang berhasil mereka rebut. Informasi diserahkan oleh pihak tersebut kepada Empat dan Adam (yang Empat anggap membuktikan loyalitasnya) memutuskan untuk membuat rencana baru.

Sarah mendapat misi untuk kembali menemui Mantannya Mark.
Empat, Sembilan bersama Sam berusaha menemui Sanderson.
Enam, Tujuh dan Adam menuju Suaka setelah Malcolm menemukan petunjuk barunya dari video yang direkam Dr. Anu (beneran itu namanya ya...) tentang sebuah Suaka.

Siapa Sanderson dan apa hubungannya dengan masalah ini? Dimana letak Suaka dan berhasilkah mereka? Dan bagaimana nasib Sepuluh dan Lima?




Seru! Menegangkan! di setiap lapisnya, eh... halamannya. Pittacus Lore berhasil menulis cerita yang membuat kita tidak sabar untuk menanti lanjutannya.

Buku ke-lima dari enam tujuh buku utama dan berpuluh buku pendampingnya sebagai pelengkap. Penerbitnya di Indonesia sendiri memasukkan 3 buku pendampingnya di buku ini tentang sekutu mereka yang baru, Kehidupan Delapan dan Pengkhianatan Delapan. Yang membuat saya pribadi senang karena sama serunya meski hanya terdiri dari beberapa lembar.

Tuesday, February 17, 2015

The Iron King (The Iron Fey #1)

image
Saya mau curhat....hahaha...

Soal buku yang baru saya selesaikan beberapa hari yang lalu. Yup, The Iron King tulisan Julie Kagawa. Bisa ditebak dari cover buku di atas :D

Sempat berpikir untuk melanjutkan seri ini dengan membeli buku impornya dikarenakan banyaknya bertebaran bintang dari member Goodreads lainnya dan juga karena dari penerbitnya sendiri yang tidak terdengar kabarnya dari tidur panjang. Tapi setelah saya memaksa diri berhasil untuk menyelesaikannya, saya mengurungkan niat tersebut. Bukan karena ceritanya yang jelek tapi lebih ke ceritanya yang mudah terlupakan. :)

Julie menulis kisah seputar dunia seputar per-faery-an dan konflik di dunia tersebut. Dengan tokoh utama seorang gadis yang sebenarnya hanya berusaha untuk menyelamatkan adiknya dan ayahnya(?) yang ditukar diculik  oleh faery.

Tanpa petunjuk yang dikantongi (hanya bahwa adiknya diculik oleh Kerajaan Musim Dingin), dia akhirnya pergi ke dunia faery bersama teman baiknya, Robbie. Di dunia tersebut mereka bertemu dengan Ash, Sang Pangeran Musim Dingin (yang sudah mengincar dirinya Robbie sejak di dunia dimana dia tinggal) dan Grimalkin si Cait Sith yang selalu meminta pembayaran akan bantuannya dan pergi saat keadaan genting.

Ide ceritanya simpel, Pertentangan antar negara atau kelompok atau semacam itu, eksekusinya juga tidak membosankan dan enak dibaca. Tetapi saya pribadi sama sekali tidak menemukan emosi pada buku ini, seperti kemarahan yang berlebihan atau rasa sedih yang dialami tidak cukup atau rasa tegang saat pertarungan dan lain sebagainya. Seolah hanya membaca dari mata dan menguar di otak. Meski masih mengingat akan ceritanya tetapi akan cepat untuk dilupakan sepertinya.

Perkembangan hubungan antara pemain yang...gimana ya...sedikit konyol karena tiba-tiba KARENA keadaan akhirnya mereka bersama, dan karena yang lain dianggap sebagai kakak....sepertinya, Tapi hal itu lebih karena saya bukan pecinta cerita tidur-pada-pandangan-pertama meski mereka tidak tidur bersama, setidaknya belum. :))

Demikian curhatan saya.

Monday, February 16, 2015

Princess DisGrace

image

Princess DisGrace: Tahun Pertama di Akademi Menara Tinggi

Yup. Satu lagi buku anak yang saya baca untuk menghilangkan kejenuhan membaca buku-buku bergenre Young Adult.

Buku ini berkisah tentang kehidupan Puteri Grace yang berasal dari kerajaan miskin yang tidak bisa dibilang kaya. Diawali dengan perjumpaan kedua belas ketiga belas puteri di sebuah kapal dalam perjalanan menuju Akademi Menara Tinggi untuk memperoleh pendidikan sebagai seorang puteri. Grace tiba-tiba muncul dengan pakaian yang dianggap sebagai 'monster' bahkan oleh sepupunya sendiri, Precious. Dikarenakan biasanya puteri dalam satu angkatan hanya berjumlah dua belas, maka Grace tidak mendapatkan fasilitas seperti puteri yang lainnya atau setidaknya belum. Beruntung dia mendapatkan teman yang baik padanya, Puteri Izumi yang senang menggambar dan Puteri Scarlet yang selalu gugup dan cemas yang selalu membantunya di setiap kesempatan.

Hari-hari Grace dimulai dengan sangat menyenangkan seperti saat berusaha untuk mendapatkan dan melatih Unicorn, belajar berjalan anggun seperti puteri, tertawa bersama kedua temannya karena ulah konyolnya sampai usahanya untuk mendapatkan posisi sebagai Puteri Emas. Apa yang akan Grace lakukan untuk menghadapi Precious yang penuh dengan akal? Apakah dia berhasil mendapatkan posisi sebagai Puteri Emas?




Sebuah buku yang bercerita tentang kehidupan puteri. Kuenzler menuliskan sebuah cerita yang sederhana, ringan dan cocok untuk di baca anak-anak perempuan. Tapi, meskipun buku ini jauh dari kekerasan, seyogyanya para orang tua mendampingi anak-anaknya saat membaca buku ini, atau memberikan informasi dan tuntunan berkenaan dengan sikap yang boleh dilakukan dan yang tidak.

Kasus Pencurian Enam Sen (Maisie Hitchins #1)

image

Hahaha.... masih berkutat dengan buku anak :D

Kali ini buku pertama Maisie Hitchins karya Holly Webb. Sebuah novel anak bergenre detektif (saya yakin pikiran anda langsung melayang ke sebuah nama, Enid Blyton)

Alkisah ada Seorang anak bernama Maisie Hitchins yang bercita-cita untuk menjadi detektif.

Tinggal bersama neneknya yang mempunyai usaha persewaan kamar tidak membuat Maisie mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang detektif. Menyelinap keluar dari rumah guna mencari masalah yang bisa diselesaikan hingga bertingkah dan  berpikir seperti layaknya detektif-pun dia lakukan.

Suatu hari, di saat perjalanan pulang dia menemukan seekor anjing yang diikat dan bermaksud untuk ditenggelamkan dalam sebuah karung. Anjing yang akhirnya dia pelihara selundupkan  di dalam rumah pada awalnya. Meskipun dia tahu neneknya tidak akan suka, Maisie tetap berusaha memeliharanya dan menyembunyikannya.

Dibantu oleh salah seorang penyewa kamar, Maisie pun akhirnya mendapatkan persetujuan neneknya untuk memeliharanya selama Eddie (nama anjing tersebut) berada di halaman,

Suatu hari, George yang biasanya mengantarkan daging pesanan neneknya digantikan oleh anak yang lain. Takut karena penggantian itu adalah imbas dari kejadian sehari sebelumnya (yang berkaitan dengan Eddie). Maka Maisie mulai mencari informasi tentang kasus pertamanya. Selain karena George adalah teman sekolahnya dulu, Maisie penasaran karena dia tahu bahwa George adalah orang yang baik. Petunjuk demi petunjuk dia kumpulkan, bahkan Maisie juga melakukan penyamaran untuk mendapatkan informasi sejelas mungkin sampai pada akhirnya dia menemukan jawabannya.

Apakah Maisie mendapatkan jawaban yang benar tentang hilangnya enam sen dari tempat kerja George? Bagaimanakah nasib George selanjutnya?




Seperti yang saya bilang dari awal. Ketika kali pertama membaca buku ini, saya langsung teringat nama Enid Blyton. Salah satu di antara banyak penulis favorit saya :D

Webb menggunakan seorang tokoh anak perempuan di serinya ini. Yang buat saya pribadi seolah memperkecil lingkup target pembacanya, anak perempuan. Meskipun tidak masalah pula dibaca anak laki-laki tapi rasanya 'aneh'. Tipikal buku anak lainnya penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami menjadi salah satu kunci. Meski apa yang dilakukan Maisie sedikit tidak masuk diakal. Tapi, lumayanlah buku ini bisa dipakai untuk belajar membaca :D

Friday, February 13, 2015

SHIFT (SHIFT #1)

image

Scott Tyler, seorang pemuda yang "biasa" saja pada awalnya menjalani hidup selayaknya pemuda seumurannya, sekolah, bermain, kencan, dan berpesta bersama teman baiknya, Hugo. Kehidupan sehari-hari yang menjemukan, terutama saat berkumpul saat makan malam karena hanya sebuah kewajiban. Ayah dan Ibunya yang suka berselisih paham dan beradu mulut setiap saat, serta Katie yang suka mengoloknya (meski Scott tahu adiknya menyayanginya, begitu pula sebaliknya).

Suatu malam Hugo mengajak Scott pergi ke sebuah pesta temannya yang diselenggarakan di wilayah yang nggak akan dijamahnya saat sendirian.

Cerita dimulai saat Scott ditantang untuk mendaki menara yang cukup tinggi. Meskipun dia tahu pernah terjadi kejadian buruk disitu saat seseorang terjatuh dari tempat yang sama.

Berupaya untuk mempertahankan harga dirinya dan menunjukkan keberaniannya. Maka diapun memberanikan diri untuk melakukannya, tapi, sebuah kesalahan dia lakukan yaitu menengok ke bawah. Saat itulah dia merasa melayang dan terjatuh dari tempat itu. Anehnya, kejadian selanjutnya bukanlah saat dia membentur tanah dan meringis kesakitan tapi dia terbaring di tanah tiba-tiba dan diolok-olok orang yang melihatnya.

Kebingungan pun dialaminya. Aubrey, seorang gadis yang melihat kejadian itu mendekat dan mengajaknya pergi dari tempat itu. Karena dia baru saja "beralih" (meski dia masih tetap tidak mengerti apa.yang dia katakan) dan mereka harus pergi sebelum petugas Regulasi dari ARES datang dan memenjarakannya menangkapnya.

Aubrey mengajak Scott ke apartemennya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Scott. Dia memberi tahu bahwa Scott seorang pengalih (meski tidak banyak yang kekuatannya muncul saat usia belasan). Dia pun terlelap di sofa, sebelum dia beralih ke kenyataan yang lain dan mendapatkan kabar yang mengejutkan.

Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya? Siapa ARES itu dan apa tujuan mereka? Kenapa Aubrey mau membantunya?




Buku pertama dalam SHIFT trilogy yang mengawali perjalanan Scott dalam mempertahankan memperjuangkan hidupnya. Konsep Teori Kuantum diterapkan dan digunakan sebagai ide dasar cerita ini yaitu bahwa ada kenyataan lain yang berjalan beriringan saat kita melakukan suatu tindakan atau keputusan. Hal manakah yang kita ambil, maka itulah kenyataan yang akan terjadi. Akan tetapi dalam buku ini para pengalih bisa kembali ke keputusan awal untuk mengubah dan menjalani kenyataan lain.

The 13th Reality (salah satu seri favorit saya) menggunakan ide yang sama. Perbedaannya adalah James Dashner memutuskan bahwa kenyataan memang berjalan beriringan tapi di kenyataan (atau dunia) yang berbeda dan tidak bersinggungan satu sama lain. Apabila ada penghuni yang sama bertemu di sebuah kenyataan maka salah satunya akan meninggal dan menimbulkan kekacauan.

Eksekusi cerita menurut saya bisa dibilang bagus. Tapi, dalam buku ini penulis mengesampingkan hal yang saya sukai, kerumitan dalam teori kuantum. Alih-alih menjelaskan dampak akan keputusan, Curran lebih suka untuk melupakan menghapuskan kenyataan yang sudah lalu dan berpegangan dengan kenyataan sekarang (beruntung Scott tidak ikut melupakannya :D ).

Sunday, February 8, 2015

Erebos

image

Erebos: enter the game and prepare to die. Sebuah buku yang mengangkat RPG sebagai konsep utama. Permainan yang akan memaksamu membuatmu rela melakukan segala hal untuk maju bertahan.

Dalam permainan bertema petualangan ini, pemain diharuskan memilih ras diantaranya vampir, kurcaci, manusia, dark elf, dan bahkan barbar. Pertemuan dengan Si Orang Mati akan mengawali perjalanan dan si Pembawa Pesan yang akan "membantu" dalam memberi imbalan atas usaha kalian serta memenuhi permintaan pemain. Tidak lupa gnome yang akan memberi kalian jawaban dan membuatkan nisan kalian. Rasa ingin tahu dan penasaran akan membuat kalian mati.

Misteri asal mula permainan ini mulai terungkap satu persatu dengan dibantu oleh kelompok gamer dimana cewek yang ditaksir, Emily, bergabung. Konflik demi konflik terjadi yang berujung pada terbongkarnya semua realita yang ada.

Apa sebenarnya Erebos? Kenapa dan apakah yang menyebabkan semua ini terjadi? Apakah Nick akan berhasil menyelamatkan teman-temannya?




Ursula berhasil membuat karya yang memproses mencampuradukkan antara kenyataan dan permainan. Gaya berceritanya sendiri yang meskipun panjang tapi asyik untuk dibaca setiap lapisnya lembarnya. Apalagi dengan dibaginya buku ini menjadi 2 bagian meski tersamar yaitu saat sang tokoh utama, Nick, bermain dan terjerumus ke dunia Erebos dan saat perjalanan penyelidikannya tentang misteri game ini setelah kejadian yang tidak diinginkan menimpa temannya, Jamie.

Perpaduan antara misteri dengan sedikit bumbu horor, petualangan dengan sedikit teka-teki adalah poin tambah buku ini. Tak lupa disisipkan roman sebagai pelengkap meskipun bukan sebagai hidangan utama. Apalagi dengan gaya bercerita yang lugas dan tidak bertele-tele berhasil membangun atmosfer yang kelam dan menegangkan di setiap kalimat yang digoreskan.

Dalam hal ini Ursula juga memperlihatkan bahwa game juga bisa membuat kecanduan dan menjadi pemisah dengan dunia nyata dan kehidupan sosial mereka serta berpengaruh dengan emosional pemain, tak jauh beda dengan pengaruh minuman keras ataupun zat adiktif. Memutar balikkan dunia di mana mereka berada dan memaksa membuat para pemain rela melakukan apa saja untuk mendapatkan "kesenangan" mereka.

Saya merasa puas dengan semua hal yang ada, meskipun beberapa bagian masih terkesan menggantung.

Saturday, February 7, 2015

Curse (Wicked #2)

image

Agak lama sudah sejak post terakhir. Saya disini sebenarnya, merapikan buku pesanan yang baru dibeli datang.

Kali ini saya akan menyoroti membahas masalah buku yang ditulis oleh dua (sebenarnya untuk judul ini tiga) orang. Nancy dan Debbie.

Masih berkutat dengan lingkaran setan penyihir yang dibuat ditentukan berdasar garis biru keturunan mereka dengan konflik perbedaan yang selalu mewarnai hari-hari mengiringinya. Perbedaan diantara kita prinsip dan kepentingan serta tidak lupa pula haus akan kekuasaan untuk memimpin semua lingkaran yang ada.




Oke, sebenarnya saya tidak bermaksud untuk bercerita panjang kali lebar sama dengan luas tentang buku ini. Tapi saya hanya akan berpendapat tentang buku ini.
Buku ini membingungkan, kompleks dalam artian jelek dan membosankan untuk dibaca. Untung saja dulu membelinya karena obral harganya yang murah sehingga tidak terlalu kecewa. Gaya bercerita yang bertele-tele dan bagai dalam lingkaran api alias rumit.

Entah siapa menulis apa, tapi dari segi empat penceritaan sedikit memusingkan dan tidak terkoneksi internet satu dengan yang lain. Nama karakter yang banyak dan musti diingat juga salah satu faktor lainnya yang menjadi poin minus buku ini. Entah apakah karena cara penerjemahannya ato proses editingnya saya serahkan semua pada Yang Diatas dan pembaca buku ini.

Seri yang terdiri dari lima buku ini juga membingungkan karena tidak berfokus pada satu karakter meskipun pada ceritanya sendiri sebenarnya berfokus pada dua karakter utama. Sebenarnya tidak masalah untuk membaca satu buku dengan banyak PoV SELAMA eksekusinya sesuai dan tepat menurut saya. Contoh saya Percy Jackson Series atau The 5th Wave Series atau Loron Legacies, yang sama-sama menggunakan banyak PoV tapi lebih mudah untuk dipahami dimengerti.