LIAM O’CONNOR seharusnya meninggal di lautan tahun 1912
MADDY CARTER seharusnya meninggal di pesawat tahum 2010
SAL VIKRAM seharusnya meninggal dalam kebakaran tahun 2026
Tapi mereka bertiga diberi kesempatan kedua untuk bekerja pada sebuah agensi yang keberadaannya tidak diketahui siapa pun.
Tujuannya: mencegah perjalanan waktu menghancurkan sejarah...
Diburu oleh robot pembunuh dari masa depan, Para Penjelajah Waktu harus meninggalkan New York dan bersembunyi. Mereka melarikan diri ke era Victorian dan ke jalanan tempat Jack Sang Pencabik berkeliaran. Tapi sebelumnya mereka mendirikan markas baru, mereka melakukan penemuan yang luar biasa, dan perubahan pun terjadi....
Paperback: 400 pages
Published: 28 Maret 2016 by Elex Media Komputindo (first published October 3rd 2013)
Original Title: Time Riders: City of Shadows
Language: Bahasa Indonesia
ISBN-10: –
ISBN-13: 9786020282855
Series: Time Riders
Sal, Liam dan Maddy kembali berjuang mempertahankan alur waktu yang berjalan. Akan tetapi unit pendukung yang dikirim untuk membunuh mereka, selalu mengganggu usaha mereka. Faith dan Abel, 2 unit pendukung tersisa yang dikirim dari masa depan untuk membunuh semua yang menghalangi mereka dan mencegah adanya kontaminasi waktu yang lebih lanjut meskipun itu berarti membunuh orang-orang yang tidak tahu menahu sekalipun.
Dan pada saat itulah, mereka akhirnya memutuskan untuk berpindah lokasi karena ruang rahasia yang selama ini mereka lakukan telah terbongkar.
Kisah manusia dari jaman pada saat itupun turut menghiasi cerita yang ada kali ini. Rasa penasaran yang menghantui kepolisian/ pemerintah berkenaan dengan serangan alien atau entah apapun yang terjadi, menjadi dugaan pemicu untuk menyelidiki masalah lebih lanjut.
Kisah yang menarik untuk diikuti, meskipun masih banyak hal yang sebenarnya perlu digali lagi. Tapi entah mengapa buat saya pribadi, cerita ini makin lama makin seru untuk diikuti.
Dalam buku ini, cerita masih berpusat pada para penjelajah waktu yang berjuang di alur waktu mereka sendiri. Yaitu pada saat runtuhnya Menara Kembar berlangsung. Hampir dua pertiga cerita pada buku ini membahas perjuangan mereka untuk bertahan hidup dari pengejaran Unit Pendukung yang masih bertahan di akhir buku sebelumnya dan mengejar mereka.
Masih mengunakan gaya bercerita yang melompat-lompat seiring dengan waktu, tapi kali ini karena fokus yang terjadi pada waktu yang sedang berjalan, membuat lebih mudah untuk diikuti. Meskipun beberapa halaman berkisah tentang apa yang terjadi di masa depan, masa dimana tim penjelajah waktu dibentuk, lengkap dengan konflik yang terjadi di masa depan.
Dengan meninggalkan akhir yang membuat jengkel di beberapa bagian yang ada, seperti biasanya (dan ga usah dibahas lagi), cerita kali ini lebih tertata rapi. Karena hanya menggunakan 2 alur waktu (atau yang berdekatan dengan kejadian tersebut), meskipun pada akhirnya ada alur waktu lain yang dibahas dan untuk yang satu ini saya tidak bisa berkata lebih banyak walaupun apa yang saya maksud sudah disinggung pada blurb yang ada, blurb yang menyebut unit pendukung sebagai Robot (bukan hal yang penting juga sebenarnya, tapi konsistensi penyebutan buat saya penting).
Dengan dibungkus sampul yang tentu saja keren, dengan warna biru keunguan dan menampilkan wajah bertudung (hayoooo...tebak itu siapa) buku ini banyak sekali dihiasi dengan typo, mulai dari skala sedang sampai yang harus diraba artinya seperti kata “membayakan” (membahayakan) dan beberapa kata lain yang turut berpartisipasi dalam buku ini #halah.
Jadi, kesimpulannya adalah:
- Buku ini menarik, tapi jangan diharapkan untuk mendapatkan alur yang rapi (tentu saja).
- Buku ini harus diterbitkan sampai selesai meski admin penerbitnya setahu saya sudah memberikan kode untuk penghentian penerbitannya, tapi... apa salahnya dengan berdoa untuk penerbitan buku selanjutnya.
- Misteri yang terkuak, kebenaran jati diri yang bisa membalikkan arah jalannya buku. Menjadi nilai tambah tersendiri yang membuat saya tersenyum dan penasaran sekaligus.
- Muncul tokoh yang bukunya masih saya cari sampai saat ini, tepat ketika nanya disebut pertama kali. Saya langsung tersenyum dan berkata pada diri saya sendiri “oke, Alex Scarrow mulai membelokkan kenyataan,” yang mana adalah hal yang saya sukai dalam setiap buku yang saya baca.
That’s all...selamat membaca dan berjuan mempertahankan waktu dunia kalian. Karena jujur, saya hanya baca buku ini dalam sekali pegang dan buku ini menarik saya dalam ceritanya dan menolak untuk dilepaskan.
Buku sebelumnya:
(klik pada gambar untuk melihat tautan)
No comments:
Post a Comment