Monday, April 27, 2015
The Battles for Skandia (Ranger’s Apprentice #4)
By John Flanagan
Usaha Will dan Evanlyn untuk pulang ke Araluen masih berlanjut, terjebak di daratan Skandia yang putih bersalju tidak menyurutkan niat mereka untuk pulang. Suatu hari Evanlyn diculik dan meninggalkan Will dalam kebingungan. Mulailah dia mencari dan memperhatikan petunjuk yang dia yakini mengarahkannya ke tempat Evanlyn berada.
Sementara itu Halt diusir dari Araluen sebagai akibat penghinaannya terhadap sang raja. Halt yang dilarang meninggalkan kerajaan untuk mencari Will melakukan penghinaan itu dengan sengaja. Tapi sebagai tambahan atas kelancangannya itu statusnya sebagai Ranger juga dicopot dan dilarang memasuki Araluen selama setahun. Untuk memastikan itu semua, pihak kerajaan meminta Horace untuk mengawasi dan memastikan Halt benar-benar keluar dari Araluen (meskipun itu bukan maksud sebenarnya).
Bersama Horace akhirnya Halt pergi meninggalkan Araluen.
Dalam pencariannya, meskipun luka yang dialami Will menghambat pencarian Evanlyn di tanah Skandia, akhirnya dia berhasil menemukan Evanlyn. Dalam perenungannya dalam mencari jalan untuk membebaskannya, beruntung Halt dan Horace berhasil menemukan Will dan membantunya membebaskan Evanlyn. Akan tetapi mereka menjumpai dengan Jarl Erak, Skandian yang mengenal Will dan menjadikannya budak.
Mereka pun ditangkap dan dibawa untuk menemui Oberjarl Ragnak. Dalam ketegangan itulah, Halt akhirnya memberikan informasi bahwa Skandia akan diserang oleh Temujai yang saat ini sudah berada di tanah mereka dan bersiap menyerang. Temujai yang berkeinginan untuk memperluas daerah kekuasaan.
Dibantu dengan Will dan Horace untuk melatih para budak yang bersedia ikut berperang dengan imbalan kebebasan mereka, mereka bahu-membahu untuk melawan Tem’uj. Will mengajukan diri untuk melatih 100 budak yang ada untuk menjadi pemanah, dibantu Horace yang melatih budak lainnya sebagai pembawa Tameng sebagai antisipasi serangan panah balasan.
Evanlyn yang merasa tidak berguna dalam situasi tersebut akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar tempat mereka tinggal dan saat itulah dia menemukan sebuah kejanggalan dan memutuskan untuk mencari informasi dengan membuntuti salah satu Jarl dengan tindak tanduk yang membuatnya curiga dan penasaran.
Beberapa hari kemudian, rahasia tentang siapa sebenarnya Evanlyn terbongkar karena salah seorang penduduk Araluen yang dijadikan budak di Skandia mengenalinya dan terdengar oleh salah satu Jarl. Jati dirinya yang merupakan putri Cassandra dari raja Araluen membuat Ragnak bermaksud untuk membunuhnya karena terikat pada sumpahnya untuk membunuh semua keturunan Raja Araluen. Halt akhirnya mengajukan kesepakatan yang pada akhirnya disetujui oleh Oberjarl yaitu dengan menawarkan bantuannya untuk membantu mempertahankan Skandia dengan penundaan untuk membunuh Evenlyn.
Akankah Skandian yang dibantu oleh Will, Halt, Horace dan Evanlyn berhasil mengalahkan Tem’uj dan mengusir mereka dari Skandia dan kembali ke Araluen dengan selamat? Baca sendiri yaaa.... :D
Kembali dengan seri favorit saya Ranger’s Apprentice. The Battle for Skandia merupakan buku keempat dari 12 buku yang ada. Seri yang berasal dari cerita pendek ini tetap memikat hati saya pada setiap bukunya. Penceritaannya yang runtut dan membuat penasaran di setiap halamannya, bisa menyita waktu saya. Jujur, saya akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini setelah menunda cukup lama. Bukan karena tidak adanya waktu, akan tetapi lebih ke karena saya tidak mau seri ini berakhir :D. Cukup aneh memang...tapi itulah saya.
Tidak seperti ketiga buku sebelumnya The Ruins of Gorlan, The Burning Bridge, The Icebound Land yang sempat saya cicipi versi terjemahannya. The Battle for Skandia dan seterusnya tidak cukup beruntung untuk sampai ke tangan pembacanya di Indonesia, kecuali buat mereka yang doyan belanja di situs belanja yang menjual buku-buku impor dengan harga yang hampir dua kali lipat.
The Battle for Skandia sendiri merupakan judul yang dipakai untuk publikasi di Amerika Serikat. Di negara asalnya (Australia tentu saja) dan UK buku ini berjudul Oakleaf Bearers dan sempat menjadi finalis Aurelis Award tahun 2006 untuk kategori Novel Anak Terbaik (Best Children’s Novel).
Buku ini masih berfokus pada perjalanan Will dan Evanlyn yaang merupakan ending buku sebelumnya, The Icebound Land (dengan akhir cerita yang menggantung). John Flanagan masih mempertahankan gaya menulisnya yang sederhana (meskipun istilah/ penamaan yang dipakai terkadang sedikit memusingkan :D). Atmosfer yang dibangun pun masih terasa kuat. Latar belakang dan suasana yang dituliskan cukup membantu dalam penggambaran tanah Skandia yang berhawa dingin, saju yang terhampar meskipun banyak pepohonan yang (sedikit) membantu menghijaukan pengambaran dunia yang ada.
Buat saya pribadi, beberapa unsur ini menggabungkan beberapa suku bangsa/ kelompok Vikings, Mongol, Jepang, Inggris dan beberapa aspek lainnya. Meskipun lemah dari segi adat akan tetapi John Flanagan berhasil membuat latar belakan kelompok tersebut sendiri dengan cukup kuat dan berhasil meyakinkan saya bahwa mereka itu nyata dan hidup di dunia yang ada di buku ini. Halt sebagai karakter yang cukup kuat di buku ini, digunakan sang penulis untuk menceritakan tentang masing-masing pihak/ kelompok yang ada dengan cukup apik dan rapi sehingga kita tidak dibuat seperti sedang membaca buku pelajaran. Will tetap dengan karakternya yang ada dari buku pertama meski dalam buku ini terlihat cukup lemah, Horace dengan karakternya yang tetap berasa datar dan belum ada perkembangan dan Evanlyn yang terlihat ada perbedaan dan mulai...ehm..ehm....
Kisah romansa yang tidak di angkat di buku-buku sebelumnya pun mulai dikisahkan oleh penulis dan dijadikan materi baru di buku ini, sebagai pendamping cerita konflik antar kerajaan dan hubungan antar masing-masing karakter yang ada.
Overall, saya suka buku ini apalagi berakhir dengan cerita yang membuat saya menjadi emosional dan membuat saya sempat *******. :D Keputusan Will yang diambil di buku ini juga membuat saya tersenyum dan berharap banyak untuk seri selanjutnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment