Akhirnya... setelah sekian lama
ditumpuk tertahan di antrian buku, punya waktu juga untuk menyelesaikan buku yang sudah sempat dibuka dan dibaca
sedikit tahun lalu.
Yup, sesuai judul
post curhatan saya diatas,
Clockwork Princess adalah buku ketiga dari seri
The Infernal Devices buah
tangan karya dari Cassandra Clare. Sebenarnya buku ini sendiri sudah cukup lama terbitnya di negara aslinya sana
(iya... disana, jangan tanya dimana). Akan tetapi, baru diterbitkan tahun lalu, 2014 setelah
pejabat yang berwenang penerbit yang memegang hak cipta seri ini di Indonesia bangkit dari
kubur tidur panjang. Tapi meski begitu, saya berterima kasih karena diputuskan untuk dilanjutkannya di bawah
bendera perusahaan penerbit yang baru. :D
Cukup. Balik ke bukunya.
Seperti halnya buku
pamungkas ketiga saudaranya,
The Mortal Instruments, Cassie (sebut saja begitu) berhasil
menutup menamatkan seri ini dengan cukup apik dan memuaskan. Permainan emosi yang
diguratkan ditorehkan dicurhatkan dituliskan dengan sukses mempermainkan sisi kemanusiaan pembacanya. Padahal di awal saya sempat merasa
ngantuk bosan karena perkembangan cerita yang terjadi tidak terlalu kentara. Aksi
dan reaksi yang terjadi di buku ini juga cukup menegangkan dan tidak sabar untuk membalik halaman berikutnya.
Tapi meskipun begitu, buat saya pribadi klimaks yang terjadi membuat otak berpikir 'udah?gitu doang?' hanya karena sebuah kejadian yang ditulis setelah kejadian yang menakjubkan tidak cukup sukses menggambarkan
kerakusan imajinasi saya. Syukurlah, anti-klimaks ditulis dengan mengesankan sehingga menutupi hal itu.
[…] Coretan Wahyu Nurasman […]
ReplyDelete